JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap lembaga keuangan dapat terus mengembangkan sistem deteksi dini yang lebih baik terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan seperti judi online.Hal tersebut penting dilakukan untuk mempersempit ruang gerak pelaku judi online yang memanfaatkan celah di sistem perbankan."Dengan deteksi yang lebih baik, kami bisa lebih cepat dalam menangani laporan keuangan yang mencurigakan dan mencegah kerugian lebih lanjut di masyarakat," kata Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Deden Firman Hendarsyah di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 20 Juli.Deden menuturkan pemberantasan judi online memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Kolaborasi antara OJK, lembaga keuangan, dan pihak terkait lainnya diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah pencegahan dan penegakan hukum.Kerja sama semua pihak juga diharapkan dapat memutus aliran dana dari aktivitas ilegal itu, sekaligus memberikan perlindungan lebih kepada masyarakat dari risiko-risiko yang tidak diinginkan.Dalam menghadapi maraknya transaksi judi online, OJK menerapkan dua pendekatan utama, yakni pencegahan dan penegakan hukum.Edukasi dan perlindungan konsumen menjadi langkah awal pencegahan OJK untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko yang ditimbulkan oleh judi online."Kami juga mengimbau kepada lembaga keuangan untuk lebih waspada dan terus mengembangkan parameter guna mendeteksi transaksi yang mencurigakan," ujarnya.

Previously, the Director of Information Application Control of the Ministry of Communication and Information Technology (Kemenkominfo) Teguh Arifiyadi said that every day there are around 15,000 to 20,000 new online gambling sites or applications that appear. The number of online gambling players, according to him, has also increased to more than three million players and most of them come from people with lower middle-income economies. Meanwhile, the Financial Services Authority has blocked 6,400 accounts indicated for online gambling.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)