Lapangan Tergenang Akibat Hujan, PSIM dan Persijap Imbang Lagi

YOGYAKARTA - PSIM Yogyakarta dan Persijap Jepara gagal tampil maksimal karena lapangan tergenang dalam big match di Grup 2 Liga 2 2024/2025. Dalam duel yang diwarnai hujan lebat di Stadion Kebogiri, Boyolali, Sabtu, 7 Desember 2024 WIB, kedua tim bermain imbang 0-0.

Hujan yang mengguyur Kota Boyolali mengakibatkan lapangan yang digunakan pertandingan Persijap melawan PSIM tergenang di beberapa titik. Akibatnya permainan kedua tim tak maksimal karena aliran bola tidak berjalan lancar.

Ini yang menyulitkan centre forward PSIM Rafael 'Rafinha' Rodrigues mendapat suplai bola dari lini tengah. Apalagi dia mendapat pengawalan ketat dari bek Persijap. Meski demikian, Rafinha masih bisa menciptakan sejumlah peluang termasuk tendangan salto alias bicycle kick yang gagal menemui sasaran.

Begitu pula Persijap menghadapi situasi sama. Kondisi pada beberapa titik di lapangan yang tergenang karena curah hujan yang tinggi menjadikan mereka kesulitan mengalirkan bola ke depan.

Kiper Harlan Suardi pun menunjukkan penampilan terbaik dengan menggagalkan sejumlah peluang pemain Persijap. Striker Rosalvo Rosa Junior pada akhirnya tak bisa berbuat banyak karena tak bisa mendapat bola matang untuk dikonversi menjadi gol.

Sampai laga berakhir skor imbang tanpa gol. Ini untuk kedua kalinya baik Persijap maupun PSIM tak bisa membobol gawang lawan. Pada pertemuan pertama di kandang PSIM di Mandala Krida, kedua tim juga tak bisa mencetak gol sehingga skor tetap 0-0.

"Kondisi hujan jelas mempengaruhi permainan karena laju bola pun berbeda. Jelas ada kendala bagi pemain. Bagaimana pemain mengontrol dengan bola yang licin dan di bawah tekanan pemain lawan," kata pelatih PSIM Seto Nurdiyantoro.

"Sebaliknya sebelum hujan, pertandingan masih enak ditonton. Kedua tim saling serang dan tercipta sejumlah peluang meski tidak ada gol. Rafinha pun bukannya tanpa peluang. Dia tetap mendapat peluang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol," ucap Seto lagi.

Saat Rafinha dimatikan dengan dibatasi ruang gerak oleh pemain lawan, rekannya yang mencari celah untuk melakukan tekanan pada pertahanan Persijap.

"Rafinha dimatikan, tetapi pemain lain mencoba mengambil inisiatif melakukan tekanan. Para gelandang pun kemudian melepaskan tendangan ke gawang," kata Seto.

Meski gagal memenuhi target, namun Seto tetap puas dengan pencapaian tim di laga tandang. Mereka masih bisa mengoleksi satu poin sehingga bertahan di tiga besar klasemen.

Sementara pelatih Persijap Widodo C.Putro mengakui kondisi lapangan yang tergenang setelah hujan deras menyulitkan pemain mengembangkan permainan. Mereka pun akhirnya gagal meraih tiga poin yang menjadi target Laskar Kalinyamat meski harus memindahkan laga home ke Boyolali.

"Kondisi lapangan menyulitkan kami memperlancar aliran bola. Di babak pertama, pertandingan berjalan lancar. Namun di babak kedua ada beberapa titik genangan di lapangan tengah sehingga membuat permainan menjadi tidak maksimal," kata Widodo.

Diakui Widodo, Persijap menargetkan tiga poin. Namun dia tak kecewa bila akhirnya gagal menang dan hanya mampu meraih satu poin.

"Kami sudah berusaha tetapi gagal meraih poin maksimal," ujar Widodo yang lebih berharap Persijap bisa bermain di Jepara.

"Ini memang menjadi kerugian besar bagi kami. Tidak ada dukungan dari pemain ke-12 [suporter] sehingga agak berpengaruh pada tim. Meski demikian, kami tetap berusaha melakukan yang terbaik meski akhirnya gagal memenuhi target," ucapnya.

Hasil imbang itu menjadikan Persijap tetap menduduki peringkat tiga dengan poin 21. Terpaut satu poin dengan PSIM yang berada di posisi kedua.

Bhayangkara Presisi FC tetap menempat posisi puncak setelah bermain imbang 0-0 melawan Persekat Tegal. Kini, Bhayangkara Presisi mengantungi pon 24.