Presiden Turki Erdogan: Israel adalah Penjahat Perang
JAKARTA - Turki akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu 29 Oktober
"Israel, kami juga akan menyatakan kepada dunia bahwa kalian adalah penjahat perang, kami sedang mempersiapkannya, dan kami akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang," ujar dia pada sebuah demonstrasi pro-Palestina di Istanbul, dilansir Anadolu yang dikutip Antara, Minggu 29 Oktober.
Erdogan mengatakan bahwa dunia Barat telah berperan dalam memobilisasi para politisinya dan media untuk membenarkan pembantaian orang-orang tak bersalah di Gaza.
Mereka yang menitikkan air mata buaya untuk warga sipil yang tewas dalam perang Ukraina-Rusia diam menyaksikan kematian ribuan anak tak berdosa di Gaza, kata Erdogan.
“Saya bertanya kepada Barat, apakah Anda ingin menciptakan suasana Perang Salib berikutnya?” seraya menambahkan bahwa “dalang utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah Barat.”
“Tentu saja, setiap negara berhak membela diri, tetapi di mana keadilannya? Tidak ada pembelaan diri selain pembantaian terbuka dan keji yang sedang terjadi di Gaza,” lanjutnya.
Semua orang tahu bahwa Israel adalah pion di kawasan yang akan dikorbankan ketika saatnya tiba, tambahnya.
Erdogan mengatakan bahwa dia juga memuji tekad rakyat Gaza untuk tidak meninggalkan rumah dan kota mereka dalam menghadapi pemboman yang dilakukan oleh Israel.
Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas melakukan serangan ke Israel, yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera banyak orang.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan serangan Israel kini telah menewaskan sedikitnya 7.703 orang, sebagian besar warga sipil dan banyak dari mereka adalah anak-anak.
SEE ALSO:
Terkait suara Majelis Umum PBB yang mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, Erdogan mengatakan “Israel, Anda ditakdirkan untuk ditinggalkan sendirian.”
Majelis Umum PBB pada Jumat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan gencatan senjata untuk kemanusiaan yang berlangsung lama dan berkelanjutan di Gaza.
Resolusi tersebut, yang diajukan oleh hampir 50 negara, termasuk Turki, Palestina, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UAE), diadopsi setelah mendapatkan suara 120 mendukung, 14 menolak, dan 45 abstain.