RI Cetak Impor 19,5 Miliar Dolar AS Sepanjang Juli, Naik dari Bulan Sebelumnya
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa nilai impor Indonesia pada sepanjang Juli 2023 adalah sebesar 19,57 miliar dolar AS. Angka tersebut naik 14,10 persen month to month (mtm) dari Juni 2023 yang sebesar 17,15 miliar dolar AS.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy) nilai impor mengalami penurunan sebesar 8,32 persen dari Juli 2022 yang sebesar 21,35 miliar dolar AS.
“Total nilai impor mengalami kenaikan cukup tinggi secara bulanan setela mengalami penurunan pada bulan sebelumnya,” ujar dia dalam konferensi pers, Selasa, 15 Agustus.
Menurut Amalia, peningkatan nilai impor terjadi pada kelompok migas dan nonmigas. Secara terperinci, impor migas senilai 3,13 miliar dolar AS, naik 40,94 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 29,70 persen dibandingkan Juli 2022.
Sementara Impor nonigas Juli 2023 senilai 16,44 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik 10,10 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 2,69 persen dibandingkan Juli 2022.
“Namun secara tahunan, total nilai impor mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2023 dibandingkan Juni 2023 adalah mesin/perlengakapan elektrik dan bagiannya senilai 341,6 juta dolar AS (17,33 persen). Sementara itu, penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan 126,0 juta dolar AS (27,91 persen).
SEE ALSO:
Adapun, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2023 adalah 35,53 miliar juta dolar AS (32,74 persen), Jepang 9,65 miliar dolar AS (8,89 persen), dan Thailand 6,16 miliar dolar AS (5,68 persen).
Lalu untuk Impor nonmigas dari ASEAN 17,89 miliar dolar AS (16,49 persen) dan Uni Eropa sebesar 8,44 miliar dolar AS (7,77 persen).
“Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Juli 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai 2,87 miliar dolar AS (14,71 persen) dan barang konsumsi 709,8 juta dolar AS (6,36 persen). Sementara itu, impor bahan baku/penolong turun 12.820,2 juta dolar AS (12,00 persen),” tutup dia.