JAKARTA - NASA bukan hanya sekadar mengembangkan misi ruang angkasa saja, tetapi badan antariksa Amerika Serikat (AS) tersebut juga mampu memberi daya pesawat listrik dengan baterai besutannya.

Para peneliti mengatakan, baterai yang dibuat NASA berperforma tinggi dan bisa menghasilkan daya untuk pesawat yang sepenuhnya listrik.

Terobosan baru itu datang setelah NASA melakukan penyelidikan baterai solid-state, yang menyimpan lebih banyak energi dan lebih ringan dari baterai lithium-ion standar industri.

Baterai solid-state juga berkinerja lebih baik di lingkungan yang penuh tekanan, ia tidak rentan terhadap panas berlebih, kebakaran, dan kehilangan daya seiring waktu, namun baterai ini biasanya tidak dapat mengeluarkan energi dengan kecepatan yang sama seperti baterai lithium-ion.

Hingga saat ini, baterai tipe tersebut tidak cocok digunakan sebagai daya pada elektronik besar, seperti kendaraan listrik, karena mereka membutuhkan baterai yang mampu mengeluarkan energi dengan sangat cepat.

Namun, masalah tersebut diselesaikan oleh para peneliti di unit Baterai Solid-state Architecture for Enhanced Rechargeability and Safety (SABERS), yang mampu meningkatkan tingkat pengosongan baterai dengan faktor 10 menggunakan bahan baru yang inovatif dan belum digunakan dalam baterai.

Desain tumpukan vertikal baru juga memungkinkan peneliti SABERS untuk membuat baterai solid-state yang mampu memberi daya pada objek dengan kapasitas 500 watt per jam, kira-kira dua kali lipat dari mobil listrik.

“Kami mulai mendekati batas baru penelitian baterai yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang dapat dilakukan baterai lithium-ion," ungkap peneliti utama SABERS di Glenn Research Center NASA di Cleveland, Rocco Viggiano seperti dikutip dari The Independent, Rabu, 12 Oktober.

"Desain ini tidak hanya menghilangkan 30 hingga 40 persen dari berat baterai, tetapi juga memungkinkan kami untuk menggandakan atau bahkan tiga kali lipat energi yang dapat disimpannya, jauh melebihi kemampuan baterai lithium-ion yang dianggap canggih," imbuhnya.

Pemerintah AS dikabarkan tertarik dengan baterai ini, begitu pun dengan industri dan akademisi. Selain itu, peneliti SABERS juga bermitra dengan beberapa organisasi untuk terus mengembangkan teknologi.

Nantinya, baterai ini akan digunakan untuk merintis era baru penerbangan berkelanjutan yang menghilangkan emisi karbon dan kebisingan dari pesawat.

NASA telah membuat kemajuan signifikan di bidang ini melalui pesawat eksperimental X-57 dijuluki Maxwell, yang menggantikan baling-baling bertenaga bahan bakar dengan sistem propulsi serba listrik.