Persoalan Rambut Awal Perseteruan Kapolres dan Kasat Sabhara Polres Blitar
JAKARTA - Penyebab perseteruan antara Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani dengan Kasat Sabhar AKP Agus Hendro Tri Susetyo masih diselidiki. Namun, berdasarkan keterangan sementara, perseteruan itu disebabkan permasalahan rambut anggota yang tidak rapih.
Karo Penmas Divisi Humas Pori, Brigjen Awi Setiyono mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat dari Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam), perseteruan ini karena AKP Agus Hendro membela anak buahnya yang ditegur Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani.
"Informasi awal dari Kabid Propam ada anggota Sabhara rambutnya panjang, ditegur Kapolres dan Kasatnya ini membela anak buahnya," ucap Awi kepada wartawan, Jumat, 2 Oktober.
Untuk mendalami masalah ini, Agus dan Ahmad akan diperiksa. Beberapa anggota yang berada di lokasi kejadian juga akan dimintai keterangannya. Kasus ini ditangani Bidpropam Polda Jawa Timur.
"Nanti pasti diklarifikasi kebenaran informasi tersebut, yang benar yang mana. Versi Kasat Sabhara atau versi keterangan Kapolres, tentunya akan di ungkap fakta-faktanya oleh Bidpropam Polda Jawa Timur," papar dia.
Untuk sementara, sudah diambil keputusan jika AKP Agus Hendro dipindah tugaskan. Tujuannya untuk meredam perseteruan yang terjadi.
"Untuk sementara Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus sesuai perintah Kapolda Jawa Timur untuk ditarik ke Polda Jawa Timur," kata dia.
SEE ALSO:
Sebelumnya diberitakan, Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengajukan pengunduran diri dari keanggotaan Polri karena merasa kecewa terhadap Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.
“Hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Bapak Kapolda, nanti tembusannya Bapak Kapolri dan lain-lain,” ujarnya saat mengajukan pengunduran diri di Mapolda Jatim, Jumat, 2 Oktober.
Ia memilih mundur karena tidak bisa menerima perlakuan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo yang dinilainya arogan terhadap anak buah.
"Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok lalu maki-makian kasar yang diucapkan,” ucapnya.
Menurut Agus, sikap itu tidak mencerminkan perilaku polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Selain mengundurkan diri, Agus juga melaporkan Kapolres Blitar ke Polda Jatim dan membuat laporan ke SPKT.
Isi laporan tersebut berupa melakukan pembiaran proyek tambang pasir dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa, justru padahal saat Indonesia, khususnya Blitar, sedang konsentrasi memutus penularan COVID-19.