Nama PAN Reformasi Jadi Strategi Amien Rais Ambil Efek Elektoral dari Partai Lamanya
JAKARTA - Nama partai baru yang dibentuk oleh eks Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, yaitu PAN Reformasi disebut-disebut sebagai upaya dirinya untuk mengambil efek elektoral dari partai lamanya yang kini dipimpin oleh Zulkifli Hasan. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin hal ini adalah strategi yang digunakan Amien untuk mengambil hati pendukungnya.
"Nama PAN Reformasi digunakan bisa saja untuk mengambil efek elektoral dari PAN. Karena PAN sudah dikenal oleh publik dan sudah lima kali ikut Pemilu. Jadi nama PAN sudah ada dalam hati dan ingatan pemilihnya di seluruh Indonesia," kata Ujang saat berbincang dengan VOI, Senin, 14 September.
Penamaan yang mirip tersebut, kata dia, bukanlah karena Amien tidak percaya diri dengan partai barunya. Menurut dia, ini adalah strategi untuk mencari dukungan yang bakal sulit diraih sebagai partai baru.
Sehingga dengan menamakan partainya sebagai PAN Reformasi, maka diharapkan pemilih partai lamanya akan lebih memilih partainya.
"PAN Reformasi atau apapun namanya nanti kemungkinan besar target awalnya yang dibidik pemilih PAN. Jadi namanya harus mirip-mirip dengan PAN," ujarnya.
"Jika namanya mirip, misalnya namanya jadi PAN Reformasi, maka itu lumayan akan bisa mengambil suara pemilih PAN. Soal besarnya belum tahu, karena harus dilakukan survei," imbuh pengamat ini.
Selain itu, pemberian nama PAN Reformasi adalah sebuah pesan dari eks Ketua MPR RI di era reformasi tersebut. Menurut Ujang, penamaan ini menyiratkan bahwa Amien merasa partai yang ia besarkan itu butuh direformasi sejak kepengurusan Zulkifli Hasan yang terkesan mulai merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal ini tentu berbanding terbalik dengan sikap Amien Rais, yang kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah Jokowi.
"Begitulah paling tidak yang ada di pikiran AR. Saat ini dia ingin membuktikan PAN butuh direformasi," ungkapnya.
SEE ALSO:
Sebelumnya, Wakil Ketua PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan pihaknya menghargai sikap Amien yang bersiap mendirikan partai politik. Namun, didirikannya partai baru itu maka Amien Rais tidak akan identik lagi PAN yang didirikannya. Padahal, tokoh reformasi itu mendirikan partai ini bersama dengan sejumlah tokoh seperti Albert Hasibuan, AM Fatwa, AM Lutfi, Syamsurizal Panggabean, Ismid Hadad, Zoemrotin, Gunawan Muhammad, dan Abdillah Toha.
"Jika Pak Amien mendirikan partai politik baru, maka masyarakat akan menilai PAN tidak akan identik lagi dengan Pak Amien Rais. Publik akan menilai Pak Amien Rais telah meninggalkan dan keluar dari PAN," kata Viva dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 September.
Selain itu, dia menilai, penggunaan nama PAN Reformasi sesuai dengan yang digembor-gemborkan sejak awal ini bertujuan untuk mendapatkan efek elektoral dari PAN yang masih eksis dari era reformasi hingga saat ini.
Tapi, dia menilai penggunaan nama PAN dengan tambahan reformasi ini tak akan memberikan pengaruh pada partai baru Amien tersebut. "Kalaupun ada efek elektoral, getarannya sangat kecil alias nonsignifikan," tegasnya.
Viva yakin masyarakat akan menilai PAN Reformasi bukanlah PAN yang asli di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan. Selain itu, dia menilai, Amien kurang percaya diri dengan partai barunya ini jika menamainya PAN Reformasi.
"Berbeda dengan kasus berdirinya partai Gerindra, partai NasDem, dan partai Hanura. Meski para tokoh pimpinan partai politik baru itu adalah mantan kader Golkar, tetapi mereka tidak ingin atau tidak berharap akan mengeruk efek elektoral dari Golkar. Mereka percaya diri atas partai politik baru yang didirikan itu," ujarnya.
Melalui sebuah video berdurasi sekitar empat menit yang diunggah ke akun YouTubenya, Amien Rais telah memberikan bocoran tentang partainya yang akan dideklarasikan pada Desember mendatang.
Walaupun tidak menyebut nama dan AD/ART partai barunyanya itu karena sedang dalam proses diskusi, namun dia menyebut, partai barunya itu akan memiliki semboyan lawan kezaliman dan berasaskan Islam Rahmatan Lil Alamin.
"Asas partai kami adalah Islam Rahmatan Lil Alamin. Islam melarang diskriminasi atas apapun. Sementara semboyan kami adalah lawan kezaliman dan tegakkan keadilan," kata Amien seperti dikutip dari video yang diunggah pada Kamis, 10 September.
Dia mengatakan partai baru ini dibentuk karena banyak orang yang menilai perlu ada pergerakan baru. Mereka yang bergabung di partai ini, sambung Amien, sepakat jika Indonesia saat ini berada di ambang krisis dari mulai krisis sosial hingga krisis ekonomi yang memburuk mengarah ke arah resesi dan depresi.