2 Kali Bawa Timnas Indonesia ke Final Piala AFF Jadi Catatan Harum Alfred Reidl

JAKARTA -  Mantan pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl tutup usia di kampung halamannya, Austria, pada Senin, 7 September malam waktu setempat.

Kabar mengenai wafatnya Riedl dilansir oleh laman berita Austria Kurier, yang menyebutkan sampai ia tutup usia, Riedl didampingi oleh istrinya, Jola. Riedl meninggal dunia pada usia 70 tahun akibat penyakit kanker yang dideritanya.

Nama Alfred Riedl harum di Indonesia setelah dia membawa timnas dua kali ke final Piala AFF yaitu tahun 2010 dan 2016.

Sebenarnya, juru taktik yang pernah memperkuat timnas Austria itu sempat pula memimpin skuat Garuda di Piala AFF 2014, tetapi saat itu Riedl gagal membawa anak-anak asuhnya lolos ke babak gugur.

Jejak Riedl di tahun 2016 bisa dikatakan spesial untuk Indonesia. Sebab, dia adalah pelatih timnas Indonesia pertama setelah sepak bola Tanah Air mati suri selama satu tahun karena sanksi FIFA.

Dengan segala keterbatasan persiapan, termasuk adanya kewajiban hanya bisa memanggil maksimal dua pemain ke timnas senior, Riedl mampu mengantarkan timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016. Di partai puncak itu, Indonesia kalah agregat dari Thailand.

Sebelum berlabuh di Indonesia, Riedl telah mengecap banyak asam garam sepak bola di Eropa, baik sebagai pemain maupun pelatih. Media Austria bahkan mengatakan Riedl mendapat banyak penghormatan saat bermain di Liga Belgia pada 1970-an, ketika ia yang berposisi sebagai penyerang juga sempat menduduki peringkat ketiga pencetak gol terbanyak di level klub Eropa.

Riedl tercatat pernah melatih enam tim nasional termasuk Indonesia dan Austria. Ia pernah menjadi arsitek timnas Liechtensten, Vietnam, Palestina, Laos, dan meski belum pernah mengantarkan negara-negara itu meraih prestasi tertinggi, nama Riedl cukup harum di Asia.

Selain Indonesia, Vietnam mungkin juga menjadi salah satu negara yang paling memberi kesan untuk Riedl. Ia membantu timnas Vietnam mencapai final Piala AFF 1998 dan merengkuh medali perak SEA Games 1998, 2003 dan 2005.

Selama berkarier, aktivitas Riedl beberapa kali terganggu karena sakit. Dia diketahui sudah menerima cangkok ginjal - hasil donor dari salah satu penggemarnya di Vietnam - dan menderita sakit jantung.

Setelah pensiun sebagai pesepak bola pada 1985, Riedl kemudian beralih peran sebagai juru taktik. 

Selamat jalan Coach, beristirahatlah dengan tenang.