JAKARTA - Harga minyak bertahan di dekat level tertinggi multi-tahun di perdagangan AS pada Senin pagi, didukung oleh prospek permintaan yang lebih baik karena peningkatan vaksinasi COVID-19 di banyak negara membantu pencabutan pembatasan perjalanan.
Minyak mentah Brent naik 14 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 72,83 dolar AS pada pukul 01.23 GMT. Brent telah terangkat 1,1 persen minggu lalu dan mencapai tertinggi sejak Mei 2019 di 73,09 dolar AS per barel pada Jumat, 11 Juni.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 14 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 71,05 dolar AS per barel, setelah mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 di 71,24 dolar AS pada Jumat, 11 Juni dan naik 1,9 persen dalam sepekan.
Lalu lintas kendaraan kembali ke tingkat pra-pandemi di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa dan lebih banyak pesawat mengudara saat penguncian dan pembatasan lainnya dilonggarkan, mendorong kenaikan tiga minggu beruntun harga acuan minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang pulih, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan bulanannya pada Jumat, 11 Juni.
Kelompok OPEC+ telah menahan produksi untuk mendukung harga setelah pandemi menghapus permintaan pada 2020. "OPEC+ perlu membuka keran untuk menjaga pasar minyak dunia dipasok secara memadai," kata IEA.
Goldman Sachs mengatakan pekan lalu mereka memperkirakan Brent akan naik menjadi 80 dolar AS per barel musim panas ini karena peluncuran vaksinasi meningkatkan aktivitas ekonomi di seluruh dunia.
Jumlah rig minyak AS naik enam rig menjadi 365 rig, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporan mingguannya.
Itu adalah peningkatan mingguan terbesar rig minyak dalam sebulan, karena perusahaan-perusahaan pengeboran berusaha mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan.