Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini pada level 6.076,08 atau turun 6,12 persen pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa, 18 Maret.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai terdapat beberapa sentiment yang menjadi perhatian para investor saat ini.

Menurutnya, semua investor mulai khawatir bahwa risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil.

"Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan mungkin obligasi menjadi piihan setelah saham," ujarnya kepada VOI, Selasa, 18 Maret.

Nico menyampaikan faktor dari dalam Negeri seperti penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30 persen yang mengakibatkan defisit APBN melebar sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan tentu saja Rupiah kian semakin melemah.

"Hal ini yang berpotensi untuk menyebabkan tingkat suku bunga Bank Indonesia juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan," ujarnya.

Nico menambahkan penurunan penerimaan pajak sebesar 30,19 persen (YoY), yang hanya mencapai Rp269 triliun, dengan defisit APBN mencapai Rp31,2 triliun per Februari 2025, serta penurunan belanja pemerintah sebesar 7 persen sehingga terdapat lonjakan utang yang naik 44,77 persen pada Januari 2025.

Sementara itu dari luar negeri seperti tensi Geopolotik yang meningkat karena Putin mau perang lebih lama.

Nico menyampaikan sentimen berikutnya yaitu pembalasan tarif yang lebih besar dari Uni Eropa, dan kekhawatiran akan resesi di Amerika yang terus mengalami kenaikkan.