Bagikan:

YOGYAKARTA – Ekonomi rakyat diyakini mampu memulihkan perekonomian nasional lantaran masalah ekonomi datang dari rakyat sendiri, contohnya pengangguran atau minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM).

Apakah benar ekonomi rakyat dapat menjadi obat untuk memulihkan kondisi perekonomian nasional? Melalui artikel ini mari kita ulas pernyataan tersebut secara lebih rinci.

Paradigma baru ekonomi kerakyatan nyata terjadi di masyarakat lantaran ekonomi rakyat akan memiliki peranan yang besar.

Sistem ekonomi kerakyatan, dengan demikian dapat mewujudkan cita-cita demokrasi ekonomi. Perwujudan tersebut sebagaimana penjelasan pasal 33 UUD 1945.

Pasal tersebut berbunnyi “produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan dan penilikan anggota-anggota masyarakat; kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang.” .

Kontribusi Ekonomi Rakyat dalam Pemulihan Perekonomian

Dilansir dari penelitian berjudul Pemulihan Ekonomi Nasional menuju Demokrasi Ekonomi, menegaskan jika ekonomi rakyat cukup berkontribusi dalam pemulihan perekonomian nasional.

Penelitian tersebut memaparkan data yang menyatakan jika bagian besar ekonomi Indonesia (50-60%) merupakan ekonomi rakyat (UKM) yang tidak seluruhnya terukur dalam angka-angka PDB (Produk Domestik Bruto).

Sementara itu, kebutuhan konsumsi ekonomi rakyat juga dipenuhi oleh sektor ekonomi rakyat juga. Ekonomi rakyat Indonesia ditegaskan masih terus berproduksi dan berinvestasi.

Perkembangan ekonomi rakyat dicontohkan dengan kegiatan ekonomi di pedesaan yang memiliki intensitas tinggi. Demikian juga kegiatan produksi guna memenuhi konsumsi lokal sudah berjalan normal dan tidak sekadar mengkonsumsi surplus dari masa lalu atau masa sebelum krisis moneter tahun 1997-1998.

Contoh Kasus Ekonomi Rakyat

Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia tersebut mengambil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kalimantan Timur sebagai sampel kasus.

Indonesia dinyatakan memiliki ekonomi rakyat yang “luwes” dan “tahan banting” lantaran 55% masyarakat telah berusaha sendiri dan dapat dengan mudah menyesuaikan dengan kondisi sosial, politik, dan keamanan yang berubah-ubah.

Di sisi lain, krisis multidimensi yang telah membuat sektor ekonomi modern stagnan juga telah ditanggapi secara tepat oleh sektor ekonomi rakyat.  

Meskipun indikator ekonomi makro tidak mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun ekonomi rakyat dapat berkembang dengan baik sesuai dengan situasi dan kondisi baru perekonomian.

Terdapat implikasi lain keandalan ekonomi rakyat yaitu tidak dapat dipengaruhi oleh para elit politik. Para pelaku ekonomi rakyat tidak akan melakukan proses ekonomi (produksi, konsumsi, dan investasi) meskipun terjadi perubahan kondisi politik.

Selain peranan ekonomi rakyat dalam pemulihan ekonomi nasional, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!