JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyoroti masih rendahnya nilai tukar petani (NTP) di sektor kelautan dan perikanan (KP). Adapun NTP terendah dialami oleh subsektor nelayan.
Berdasarkan data yang dipaparkan Zulhas, NTP di sektor kelautan dan perikanan meliputi tiga subsektor, yakni perikanan sebesar 102,34, nelayan 102,03 dan pembudidaya ikan 102,84.
"Sekarang tanaman-tanaman padi hortikultura itu nilainya sudah 108-110. Tapi, di sektor perikanan Mas Trenggono masih di bawah ini, (yaitu) 102," ujar Zulhas dalam sambutannya pada acara IMFBF 2024: Blue Food Competent Authority Dialogue di Jakarta, Selasa, 10 Desember.
Zulhas sangat menyayangkan bahwa hingga Oktober 2024 ini, NTP di sektor kelautan dan perikanan masih sangat rendah. Angka ini justru cukup tertinggal dari subsektor lainnya.
Diketahui, NTP untuk subsektor tanaman pangan berada di angka 110,86, hortikultura sebesar 108,57, tanaman perkebunan rakyat nilainya 156,32 dan peternakan di angka 102,23.
"Kami di sini boleh bagus, ya, tempatnya. Tapi, nelayan-nelayan kami Pak (Trenggono) nilai tukarnya masih 102. Jadi, yang paling harus mendapat fokus perhatian kami sebetulnya nelayan, karena nilai tukarnya 102 pak," ucapnya.
BACA JUGA:
Dia menuturkan, saat ini subsektor dengan nilai tukar tertinggi adalah di bidang perkebunan. Menurut Zulhas, perlu ada kebijakan yang merata di seluruh Tanah Air, agar NTP di sektor kelautan dan perikanan juga meningkat nantinya.
"Jadi, nilai tukar perkebunan rakyat itu kalau yang besar kami nggak urus. Tapi, perkebunan rakyat pak harus kami urus. Nah, inilah perlu ada kebijakan tadi yang menyatukan seluruh kebijakan ini tersebar di mana-mana," ungkap Zulhas.
"Nah, sekarang ini kami atur sedemikian rupa sehingga gerakannya bisa cepat, tepat dan efisien," pungkasnya.