Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Indonesia menjadi penghasil sawit terbesar di dunia pada 2025 sekaligus mampu menentukan harga sawit global dan memperkuat posisi di pasar internasional.

"Target kita Indonesia yang menentukan harganya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," ujar Sudaryono dilansir ANTARA, Kamis, 7 November.

Dengan begitu, kata pria yang akrab disapa Mas Dar itu, Indonesia juga akan memiliki otoritas penuh atas ketentuan harga yang berlaku di seluruh dunia.

Karena itu, Wamentan mengajak para petani dan juga para pelaku usaha di bidang perwasitan untuk memperlakukan sawit nasional sebagai perkebunan istimewa yang diberi perhatian khusus untuk memperkuat ekonomi nasional.

“Sawit ini champion kita, sawit ini andalan kita dan kita harus memperlakukan sawit kita sebagai sesuatu yang istimewa dan kita tidak mau didikte oleh negara lain,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Sebagai langkah nyata, pemerintah saat ini berhasil mengembangkan hilirisasi sawit dari komoditas biasa menjadi produk B50 yang bisa ditawarkan ke berbagai negara di seluruh dunia.

“B50 ini adalah bargaining Indonesia kepada dunia. Tapi, kalau mereka tidak mau ya kita gunakan sendiri. Jadi, dengan B50 kita punya opsi agar semua sawit kita terserap,” jelasnya.

Wamentan menambahkan, pemerintah sudah memiliki hitung-hitungan yang matang terkait berapa banyak sawit yang harus dijual ke luar negeri dan berapa banyak sawit yang harus terserap di dalam negeri.

“Kita sudah punya perhitungan semuanya. Percayalah kita bisa karena kita punya banyak profesor dan kita banyak orang ahli di bidang sawit," ujarnya.

“Kami juga sudah punya teknologi laboratorium untuk menghasilkan benih unggul. Jadi, kita bisa cek sebelum jadi kecambah apakah sawit ini layak untuk ditanam atau tidak. Kenapa? Karena kita ingin bibit bibit sawit kita berstandar,” kata Wamentan.