JAKARTA – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatatkan pendapatan sebesar Rp25,37 triliun pada kuartal III 2024 atau tumbuh 6,26 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan pada kuartal III 2023 sebesar Rp23,86 triliun.
Selain itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,31 triliun pada kuartal III 2024. Angka ini melonjak 31,67 persen dari kuartal yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 999,99 miliar.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan pada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Dian menyampaikan pihaknya juga sangat optimis dengan masa depan bisnis layanan Fixed Broad Band (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) di mana bisnis tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif.
Menurut Dian, sepanjang sembilan bulan terutama di kuartal ketiga 2024, situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional sangat menantang, di mana kompetisi berlangsung ketat, di tengah daya beli masyarakat yang terus melemah.
"Kami tetap mampu meraih kinerja yang cukup baik, dengan tetap mampu mencetak tingkat profitabilitas yang tumbuh positif," ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 7 November.
Dian menyampaikan untuk tantangan ke depan tentunya tidak akan lebih ringan, terutama kondisi ekonomi Indonesia yang masih akan terpengaruh oleh kondisi geopolitik dunia, serta tingkat daya beli masyarakat yang masih lemah.
"Kami akan terus bekerja keras untuk tetap menjaga pertumbuhan kinerja di periode yang akan datang, dan kami yakin akan mampu melakukannya,” ujarnya.
Dian menambahkan, berbagai inisiatif akan terus XL Axiata lakukan untuk mendapatkan sumber pendapatan baru yang bisa diandalkan di masa mendatang salah satunya adalah melalui layanan internet rumah.
Sebab itu, Dian menyampaikan XL Axiata terus mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis layanan internet rumah FBB yang hingga saat ini terus menunjukkan potensi sangat menggembirakan.
Adapun XL Axiata juga telah mengakuisisi 750 ribu pelanggan First Media, sehingga saat ini memilki pelanggan FBB secara keseluruhan mencapai lebih dari 1 juta pelanggan.
Dian menyebut dengan penambahan pelanggan First Media tersebut, menjadikan XL Axiata sebagai penyedia layanan Internet kedua terbesar di Indonesia, dengan cakupan jaringan FBB sebanyak enam juta home passed yang tersebar di lebih dari 127 kota di berbagai wilayah di Indonesia.
"Kami juga menawarkan akses ke berbagai konten hiburan yang bisa dinikmati pelanggan sebagai wujud layanan diluar FBB (beyond Fixed Broadband) dan siap untuk membawa layanan konvergensi ke level berikutnya," tuturnya.
Adapun hingga akhir September 2024, total jumlah pelanggan XL Axiata terus tumbuh dan mencapai 58,6 juta, dengan ARPU campuran (blended) mencapai Rp43 ribu, meningkat YoY. Peningkatan blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.
Dari sisi biaya-biaya operasional, Dian menyampaikan perseroan berhasil menjaga tingkat stabilita dan biaya terkait penjualan dan pemasaran bisa ditekan menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, seiring dengan penerapan strategi digitalisasi.
Sementara itu, untuk beberapa komponen biaya lainnya turun secara tahunan, seperti biaya interkoneksi dan pengeluaran langsung lainnya. Sedangkan untuk beban biaya regulatory meningkat secara tahunan.
Secara keseluruhan, beban biaya operasional secara tahunan bisa dipertahankan di bawah pertumbuhan pendapatan.
Dian menyampaikan strategi transformasi digital yang dijalankan perseroan termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya.
"Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang sangat kuat hingga sembilan bulan pertama 2024. Tercatat lebih dari 32 juta pelanggan yang aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) telah mencapai 113 persen sejak Desember 2021," jelasnya.
BACA JUGA:
Dian menjelaskan, salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah tetap melakukan personalisasi penawaran dan layanan di mana data net promoter score (NPS) terus meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.
"Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan," ujarnya.
Menurut Dian, dengan data analytics ini juga memungkinkan perseroan mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan.
Sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
Sebagai informasi posisi keuangan XL Axiata per akhir September 2024, utang kotor tercatat sebesar Rp12,7 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,5x.
Sementara utang bersih tercatat sebesar Rp10,9 triliun. Selain itu, sebesar 47 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 53 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 23 persen, menjadi Rp7,6 triliun.
Dian menyampaikan XL Axiata juga terus meningkatkan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mendorong peningkatan pendapatan dan penghematan biaya operasional perusahaan.
"Pemanfaatan AI difokuskan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan keunggulan operasional perusahaan (operational excellence) serta inovasi. Dengan AI, memungkinkan XL Axiata untuk memberikan dukungan pelanggan yang dipersonalisasi dan instan, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan," ucapnya.
Selain itu, Dian menyampaikan perseroan juga mampu meningkatkan efisiensi operasional, karena memungkinkan otomatisasi berbagai proses seperti penjualan, layanan, dan onboarding pelanggan.
"XL Axiata juga memanfaatkan AI untuk mengekstraksi insight dari data yang besar. Hal ini membuka peluang sumber pendapatan baru, seperti menawarkan solusi berbasis AI kepada mitra eksternal dan industri, mengubah perusahaan menjadi perusahaan yang digerakkan oleh teknologi," imbuhnya.
Adapun XL Axiata mengalokasikan belanja modal (Capex) sekitar Rp7 triliun, yang mayoritas untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan.
Hingga akhir September 2024, total jumlah BTS XL Axiata mencapai 165.094 BTS, termasuk BTS 4G sebanyak 110.280 unit. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik (fiberized) mencapai 62 persen.
Selain itu, fiberisasi BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai persiapan implementasi 5G di masa mendatang.
Dian menyampaikan trafik layanan yang tumbuh sebesar lebih dari 10 persen (yoy), mencapai 7.823 Petabytes.