JAKARTA - Salah seorang anak Pahlawan Revolusi Mayjen TNI DI Pandjaitan, Catherine menjadi inspirasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) untuk membawa pesan kemanusiaan melalui iklan.
“Di era modern ini, pesan kebaikan dan kemanusiaan dapat disampaikan melalui berbagai media, salah satunya adalah iklan. Iklan tidak hanya berfungsi sebagai alat promosi, tetapi juga sebagai platform yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai positif kepada masyarakat,” ujar Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa 22 Oktober.
Dari ketulusan tersebut, Irwan Hidayat terinspirasi menggandeng Catherine untuk menjadi bintang iklan terbaru produk Tolak Linu yang isinya menyampaikan pesan kemanusiaan.
“Melalui kolaborasi ini, Sido Muncul berupaya mengajak masyarakat untuk tidak mudah membenci dan belajar memaafkan. Saya lihat semangatnya untuk tulus memaafkan. Begitu luas hatinya bisa memaafkan semua pelakunya karena dengan memaafkan hidupnya menjadi damai dan bahagia,” jelas Irwan Hidayat.
Bahkan lanjut Irwan, Catherine bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga para pelaku pembunuhan ayahnya saat mereka datang untuk minta maaf kepadanya.Paket liburan keluarga
“Dari situ, saya tergerak menghubungi Catherine dengan harapan bisa bekerja sama dalam menyampaikan pesan kemanusiaan. Terlebih, di tengah masyarakat yang masih sering berkonflik, baik di lingkungan sosial, politik, maupun keluarga, penting untuk mengingatkan agar tidak mudah membenci dan bisa saling memaafkan,” terang Irwan lagi.
Dengan kolaborasi ini Irwan Hidayat berharap, tayangan iklan ini akan membuat masyarakat jangan gampang membenci dan bisa saling memaafkan.
“Menurut saya, masa depan itu tidak ada kalau tanpa pengampunan (memaafkan) dan saya rasa pengampunan itu tarafnya lebih dari mencintai. Mencintai tanpa memaafkan menurut saya tidak ada masa depan,” Irwan Hidayat.
Dijelaskan Irwan Hidayat, ide membuat iklan dengan tema “Memaafkan” sebenarnya sudah ada sejak lama.
Sementara itu Catherine Pandjaitan mengaku sempat khawatir ketika dihubungi pertama kali oleh Irwan Hidayat. Namun, Catherine akhirnya menyambut niat baik ini.
“Saya merasa ini adalah cara Tuhan untuk menggunakan saya dalam menyebarkan pesan kedamaian,” kata Catherine.
Wanita berusia 77 tahun itu bercerita, awalnya tidak mudah untuk memaafkan, terlebih ia menyaksikan langsung peristiwa memilukan itu di usia yang masih sangat muda.
Namun, setelah puluhan tahun merenungkan dan mencari kedamaian dalam dirinya, ia menemukan kalau pengampunan adalah kunci untuk maju dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Bagi Catherine, memaafkan adalah cara untuk menghentikan siklus kebencian yang hanya akan merusak kehidupan generasi berikutnya.
“Kalau saya membenci terus, saya tiap hari mencekoki anak saya dengan kebencian. Jika nanti saya dipanggil Tuhan, lalu anak saya membawa cerita kebencian itu ke anaknya lagi, ke cucu, ke cicit terus dibawa lagi ke teman-temannya, mau jadi apa nanti bangsa Indonesia?” ungkap Catherine.