Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meluncurkan Kalkulator Hijau guna memberikan early warning atau sistem peringatan dini kepada sektor keuangan.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan peluncuran kalkulator hijau, sebagai upaya pihaknya untuk memfasilitasi industri non-keuangan dan keuangan dalam menghitung seberapa hijaunya aktivitas ekonominya.

"Jadi setiap aktivitas ekonomi dari sebuah entiti, industri maupun sektor keuangan itu memiliki emisi dan itu bisa dihitung. Bagaimana penggunaan listrik, bagaimana penggunaan bahan bakar, itu emisinya ada tapi bisa dikompensir dengan aktivitas-aktivitas yang tentu saja hijau," ujarnya saat peluncuruan buku kajian stabilitas keuangan no 43 dan kalkulator hijau, Rabu, 2 Oktober.

Adapun kalkulator Hijau merupakan alat penghitung emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berbasis smartphone yang dapat digunakan oleh pelaku ekonomi secara mudah, voluntarily, dan gratis.

Penghitungan emisi GRK pada Kalkulator Hijau menggunakan faktor emisi nasional (faktor emisi berdasarkan sample nasional), kecuali untuk emisi briket batubara dan arang yang menggunakan faktor emisi global (faktor emisi berdasarkan sample internasional atau Intergovernmental Panel on Climate Change - IPCC2). Adapun aplikasi Kalkulator Hijau tersedia pada platform iOS dan Android versi mobilephone dan tablet.

Kalkulator Hijau menggunakan angka faktor emisi nasional yang sudah disetujui oleh Kementerian/Lembaga terkait, sehingga dapat menyediakan hasil penghitungan yang akurat sesuai dengan karakteristik Indonesia. Kalkulator Hijau menyediakan standar pengukuran emisi karbon yang sama secara nasional, sehingga dapat menghitung jejak emisi menuju target yang ingin dicapai.

Juda menyampaikan dengan adanya kalkulator hijau, Indonesia akan memiliki standar pengukuran emisi karbon yang sama, sehingga dapat menghitung jejak karbon menuju target yang ingin dicapai.

Adapun, kalkulator hijau terdapat tiga tujuan yaitu. Pertama, kalkulator hijau ini dapat digunakan untuk memantau tingkat kehijauan dari sebuah aktivitas ekonomi, dan tingkat keberhasilan menuju ekonomi hijau.

Kedua, kalkulator hijau diharapkan memberikan kemudahan bagi perbankan dan dunia usaha untuk memenuhi kebutuhan pelaporan atau disclosure, yang saat ini sudah mulai dipersalahkan oleh regulator dan pasar luar global.

Ketiga, dengan adanya pelaporan, maka kalkulator hijau dapat membuka akses lebih luas kepada investasi dan pendanaan hijau, baik itu pendanaan dari perbankan maupun dari pasar keuangan global.

"Keuangan global juga sekarang ini dalam memberikan pembiayaan kepada sektor-sektor real itu juga melihat seberapa hijau dia. Jadi ini sangat bermanfaat bagi industri maupun bagi sektor keuangan," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kemenko Marves Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti menyampaikan dengan adanya kalkulator hijau akan membantu untuk dalam memperoleh data yang dapat diukur, terkait apa saja yang bisa dilakukan untuk dapat mengurangi emisi karbon.

"(Aplikasi kalkulator hijau) ini diperlukan untuk mengukur sebenarnya tingkat kehijau dari industri keuangan tersebut. Lebih penting lagi adalah juga untuk bisa dimasukkan ke dalam laporan. Jadi laporan inilah yang nanti bisa bermanfaat untuk pengembangan industri keuangan," ujarnya.