Bagikan:

JAKARTA - PT Pembangunan Jaya Ancol berkolaborasi dengan manajemen Kapal Augustine Phinisi meluncurkan wahana berwisata bahari baru yaitu berlayar dengan kapal pinisi hingga ke Kepulauan Seribu bagi pengunjung Taman Impian Jaya Ancol. Konsep paket wisata yang ditawarkan mirip dengan yang ada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Deputi Bidang Produk Wisata Dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizky Handayani berharap kapal Augustine Phinisi dapat menjadi daya tarik wisata baru di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Kita tahu sebenarnya di Pulau Seribu ini memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Namun, hanya sedikit orang yang memaknai bahwa Kepulauan Seribu bagian dari atraksi wisata di DKI Jakarta. Dengan adanya Kapal Augustine ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata yang baru di Pulau Seribu," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Maret.

Rizky mengatakan kolaborasi ini menjadi kunci dalam pengembangan dan kemajuan tiap industri khususnya sektor pariwisata di masa pandemi COVID-19 ini.

Fasilitas dan harga yang ditawarkan

Rizky mengatakan Agustine Phinisi mengusung konsep live on board dengan menawarkan paket wisata seperti brunch trip dan sunset trip, yaitu berlayar selama empat jam di Teluk Jakarta. Serta ada day trip yaitu berlayar ke Kepulauan Seribu selama satu hari penuh.

Apabila wisatawan ingin menginap, Augustine Phinisi juga memiliki paket menginap di atas kapal selama 1 malam atau 2 malam. Kapasitas kapal ini sebanyak 12 tamu.

Adapun fasilitas yang disediakan yaitu 4 kamar tidur, lengkap dengan 4 kamar mandi, ruang makan, dapur, smart TV, ruang karaoke, koleksi buku, mainan anak-anak dan 2 ruang santai.

Sementara itu, trip activities yang ditawarkan di antaranya adalah snorkeling, scuba siving, freedive, kayaking, bird watching, yoga, coral planting, dan lainnya.

"Augustine Phinisi juga menawarkan paket-paket wisata yang berkaitan dengan environmental sustainability seperti beach clean up, yang diharapkan menjadi pembelajaran bagi para pengunjung bagaimana wisata yang bertanggung jawab dengan tetap menjaga lingkungan sekitar," ujarnya.

Wisata live on board ini juga memiliki paket private trip, di mana pengunjung hanya berlayar dengan grupnya masing-masing. Sehingga, hal tersebut dinilai sesuai dengan konsep wisata di masa adaptasi kebiasaan baru yaitu lebih customized, personalized, localized, dan smaller in size. Selain itu, berwisata live on board merupakan pandemic winner, karena saat ini wisata minat khusus seperti live on board ini sangat digemari.

"Harga yang ditawarkan kapal Agustine Phinisi sekitar Rp1.000.000 hingga Rp3.250.000. Harga tersebut tergantung dari paket-paket yang diambil oleh wisatawan," tuturnya.

Rizky juga mengingatkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE secara ketat dan disiplin. Agar terciptanya rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berlayar menggunakan kapal Augustine Phinisi.

Pemilik sekaligus Direktur Augustine Phinisi, Diandra Hadi menuturkan kapal pesiar ini rampung pada tahun 2020, di Tanah Beru, Bulukumba Sulawesi Selatan. Kapal yang berukuran sepanjang 30 meter ini dibuat secara tradisional oleh pembuat kapal terbaik di Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Badan kapalnya terbuat dari kayu ulin dan kayu jati.

Lebih lanjut, ia mengatakan, lagu nenek moyangku seorang pelaut merupakan sepenggal lirik dari lagu nasional yang menunjukkan Indonesia memiliki identitas kemaritiman yang sangat kental. Ia pun meyakini masyarakat yang tinggal di pusat kota mendambakan melakukan wisata ditemani dengan keindahan laut Indonesia.

"Sebagai warga Jakarta yang banyak bermain dan belajar di Kepulauan Seribu sejak kecil, saya ingin dapat memperlihatkan dan mempromosikan keindahan Kepulauan Seribu ke banyak orang. Karena walaupun jaraknya dekat, ternyata masih banyak warga Jakarta yang belum mengetahui keindahan Kepulauan Seribu" katanya.

Diandra mengatakan dengan adanya kapal Augustine Phinisi ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi sektor pariwisata di Kepulauan Seribu, serta dapat memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi lebih terhadap keindahan alam Indonesia yang selalu dibanggakan.