JAKARTA - Direktur PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Karno mengatakan pihaknya optimistis dapat mengakuisisi lebih dari 28.000 nasabah hingga akhir tahun ini, pasca meluncurkan produk terbaru bernama “Solusi Emas Hijrah” pada Kamis 1 Agustus.
Akuisisi nasabah tersebut diperkirakan dengan total outstanding sekitar Rp700 miliar hingga akhir 2024. Adapun segmen nasabah yang disasar antara lain karyawan, wirausaha, atau profesional.
Karno menjelaskan bahwa produk “Solusi Emas Hijrah” merupakan solusi kepemilikan emas untuk masyarakat. Dengan adanya produk ini, diharapkan instrumen investasi lebih terjangkau bagi banyak orang.
“Dengan produk ini, nasabah dapat mewujudkan beragam impian tanpa perlu merasa cemas seperti perencanaan pendidikan, ibadah haji hingga masa pensiun,” kata Karno, dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, emas dikenal sebagai aset yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi.
Harga emas juga cenderung naik dalam jangka panjang, sehingga investasi dalam bentuk emas dapat menjadi cara untuk melindungi nilai aset dari penurunan daya beli uang.
Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, jelas Karno, emas kerap dianggap sebagai "safe haven" atau aset perlindungan.
Produk “Solusi Emas Hijrah” sendiri menggunakan akad jual beli atau Murabahah dengan down payment (DP) dan angsuran ringan serta tenor sampai dengan 60 bulan.
Adapun gramasi emas yang ditawarkan adalah 5 gram, 10 gram, 25 gram, dan 50 gram. Dalam produk ini, Bank Muamalat bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam untuk penyediaan emas batangan sehingga emas yang digunakan dijamin keasliannya.
BACA JUGA:
Sepanjang semester pertama tahun ini, Bank Muamalat mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan dana murah (current account & saving account/CASA) sebesar 4,9 persen YoY dari Rp20,7 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp21,7 triliun pada semester I 2024. Adapun total dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat tercatat sebesar Rp43,8 triliun per 30 Juni 2024.
Hingga akhir Juni 2024, Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 1,9 persen YoY. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh sebesar 16,5 persen YoY.
Dengan seluruh kinerja tersebut, pionir bank syariah di Tanah Air ini membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp9,1 miliar per 30 Juni 2024.