Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Pemerintah telah menyelesaikan kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 agar sektor digital dapat berkontribusi pada Produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan terus meningkat mencapai 20 persen pada tahun 2045.

Airlangga menyampaikan pemerintah telah meluncurkan strategi nasional ekonomi digital dengan 6 pilar, yaitu infrastruktur, SDM, iklim bisnis dan keamanan siber, penelitian inovasi dan pengembangan bisnis, pendanaan investasi, serta kebijakan regulasi.

"Kontribusi ini diharapkan bisa meningkatkan 20 persen dari PDB kita di itu dalam 10 tahun ke depan," jelasnya saat Opening Ceremony Festvial Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) X Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024, Kamis, 1 Agustus.

Oleh sebab itu, Airlangga optimis ekonomi digital Indonesia dapat mencapai 600 miliar dolar AS atau Rp9.733 triliun pada 2030. Adapun pada tingkat regional, Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk mengembangkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) guna memajukan digitalisasi dan interoperabilitas.

"Dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah 1 triliun dolar AS akan naik menjadi 2 triliun dolar AS. Jadi ekonomi digital Indonesia pada 2030 yang diperkirakan 360 miliar dolar AS, itu akan naik menjadi 600 miliar dolar AS,” ujar Airlangga.

Airlangga menyampaikan untuk mencapai target tersebut terdapat beberapa syarat yang perlu disiapkan yaitu cross-border e-commerce dan digital trade, digital ID, mobilitas talenta digital, e-payment yang sudah dilakukan BI, e-invoicing dan cyber yang aman jadi satu local currency statement yang telah menjadi contoh berbagai negara lain.

Menurut Airlangga ekosistem ekonomi dan keuangan digital Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dan mampu turut menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Airlangga menyampaikan hal tersebut tercermin dari beberapa pencapaian Indonesia di tingkat global seperti kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi peringkat ke-45 pada 2023,

"Peringkat ke-6 untuk start-up secara global, memiliki start-up inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di ASEAN, serta memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn yang sudah mendunia," jelasnya.

Airlangga menyampaikan berbagai program seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS) juga terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, kolaborasi pihak ketiga seperti Program Strive (Mastercard Indonesia) dan Promise 2 Impact (ILO) untuk meningkatkan akses layanan keuangan.

Selain itu, Airlangga menyampaikan perluasan literasi keuangan kolaborasi Pemerintah, BI, OJK dan industri menjadi serangkaian upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024.

Menurut Airlangga langkah akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal yaitu pertama, hilirisasi dari semikonduktor dan Indonesia dipilih oleh Amerika dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund. Fund khusus untuk semikonduktor.

"Yang kedua, ekosistem artificial intelligence, ini untuk peningkatan R&D dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi,” ungkap Airlangga.