JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjajaki peluang kerja sama untuk mengomersialisasi hasil riset dan inovasi sebagai upaya menciptakan sumber ekonomi baru serta meningkatkan daya saing UMKM di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, selama ini banyak UMKM di Indonesia yang didirikan bukan berdasarkan hasil riset dan inovasi. Hal ini menyebabkan usaha mereka sulit berkembang optimal.
"Kami ingin kerja sama dengan BRIN untuk mengomersialisasi hasil riset. Saya ditugaskan Presiden (Joko Widodo) supaya ada terobosan di bidang ekonomi. Jadi, kalau hasil riset ini bisa dikomersialisasi kami sudah punya ekosistemnya, sehingga kami tinggal menghubungkannya," kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 20 Juli.
Teten menyebut, selama ini ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang oleh industri manufaktur yang bergerak di bidang pertambangan dan perkebunan sawit.
Padahal, masih banyak sumber daya lain yang potensial untuk digarap dan dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru.
Masalah lainnya adalah inovasi teknologi digital dari para startup lebih dominan menyasar untuk kebutuhan pembayaran dan e-commerce. Padahal, diperlukan terobosan untuk menyediakan perangkat teknologi yang dapat memfasilitasi sektor produksi berupa pertanian, perikanan dan perkebunan.
"Hal ini terjadi karena mayoritas startup tersebut lahir tidak didasarkan dari hasil riset yang mendalam," ujarnya.
Dia berharap, kerja sama dengan BRIN dapat membantu UMKM dan startup di Indonesia untuk mereplikasi ekosistem bisnis UMKM di negara lain seperti, Korea, Jepang, Belanda dan Australia, yang didasarkan pada hasil riset.
Sementara itu, Kepala BRIN L.T. Handoko menyambut baik inisiatif Teten dan menyatakan kesiapan BRIN untuk bersinergi dengan Kemenkop UKM.
BRIN memiliki berbagai fasilitas riset serta pengembangan (R&D) dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM dan startup untuk mengembangkan produk dan usahanya.
"Kami juga mengundang para mitra dari pelaku usaha untuk hadir di sini. Termasuk mengundang investasi asing mau datang ke sini, bukan untuk berjualan formulanya melainkan menjadikan tempat kami sebagai pusat R&D," tuturnya.
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Bogor, Jawa Barat, dinilai sangat cocok untuk tempat pengembangan startup dan kewirausahaan nasional karena memiliki fasilitas yang modern. KST ini dilengkapi laboratorium dan fasilitas penelitian canggih yang dapat digunakan untuk pengembangan uji produk.
KST Soekarno juga siap memfasilitasi pelaku usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan dari berbagai sumber pendanaan dan hibah riset. Bahkan, KST Soekarno ini juga memiliki akses terhadap sumber daya dan jaringan yang sangat luas.
Dengan begitu, memungkinkan bagi UMKM, startup dan wirausaha untuk berkembang.