Bagikan:

JAKARTA - Pakar pertanian Bustanul Arifin dari Universitas Lampung menyatakan penyuluhan dan pendampingan dalam hal pemupukan kepada petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

"Penggunaan pupuk yang tidak tepat tidak akan efektif meningkatkan produktivitas pertanian. Untuk itu, petani perlu diberikan penyuluhan dan pendampingan dalam hal pemupukan sehingga pupuk yang mereka gunakan bisa diberikan secara lebih efisien dan menghindari potensi penggunaan pupuk secara berlebihan,” kata Bustanul dilansir ANTARA, Selasa, 17 Juli.

Pada caturwulan pertama 2024, kata dia, harga pupuk global turun dengan jumlah produksi yang positif yang dipicu oleh penurunan harga gas alam.

Perkembangan positif tersebut diperkirakan akan terus berlangsung dengan harga pupuk yang akan terus turun selama tahun 2024 dan 2025 di tengah larangan ekspor pupuk di Tiongkok.

Namun Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung itu juga mengingatkan bahwa dukungan momentum positif ini perlu didukung oleh penggunaan pupuk yang tepat oleh petani.

Sementara itu, Ketua Departemen Kerja Sama dan Advokasi Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sidi Asmono mengatakan bahwa keberlanjutan industri pertanian juga ditentukan oleh regenerasi petani.

“Sebanyak 70 persen petani di Indonesia merupakan petani senior dan kampanye regenerasi petani oleh pemerintah sudah dilaksanakan sejak tahun 2015 dan perlu diteruskan, agar para lebih banyak generasi muda mau masuk sektor pertanian,” kata Sidi.

Dia memprediksi, fenomena iklim ekstrim seperti El Nino dan La Nina akan berdampak pada harga pangan yang meningkat sehingga dibutuhkan peningkatan pada produksi pangan dalam negeri.

Sektor pangan merupakan fondasi kelangsungan hidup masyarakat sehingga pemerintah yang akan datang perlu memastikan kemampuan negara agar dapat terus menjamin ketahanan pangan nasional.

Meningkatkan produktivitas pertanian menjadi kunci agar bahan pangan tersedia dalam jumlah yang cukup dengan harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.