Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mendorong Indonesia untuk bisa mengimplementasikan ekonomi sirkular dalam mewujudkan ekonomi hijau.

Suharso menyampaikan dengan menerapkan ekonomi sirkular, maka bisa mendorong penerapan refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, recycle dan recover.

"Penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor prioritas, yaitu pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi dan tekstil akan memberikan manfaat antara lain peningkatan PDB hingga Rp638 triliun pada 2030," ujar Suharso dalam acara Green Economy Expo 2024: Advancing Technology, Innovation and Circularity di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu, 3 Juli.

Di samping itu, penerapan ekonomi sirkular juga bisa menciptakan sebanyak 4,4 juta lapangan kerja hijau, yang mana sebesar 75 persen merupakan tenaga kerja perempuan.

Manfaat lainnya yakni bisa mengurangi timbunan limbah hingga 52 persen dibandingkan business as usual pada 2030 dan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 126 juta ton karbon dioksida (CO2).

Dalam paparannya, Suharso menyebut, sebenarnya penerapan prinsip ekonomi sirkular tanpa disadari sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, melakukan perbaikan pada suatu barang yang rusak agar bisa digunakan kembali. Kemudian juga melakukan pemilahan sampah untuk mendukung daur ulang, seperti sampah plastik, elektronik dan tekstil.

Adapun ekonomi sirkular merupakan model ekonomi yang bertujuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya, mendesain suatu produk agar memiliki daya guna selama mungkin dan mengembalikan sisa proses produksi dan konsumsi ke dalam rantai nilai.