JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut Jawa Barat masih membutuhkan tambahan pasokan gas bumi.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, defisit gas bumi di Jawa Barat mencapai 144 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) per tahun 2024.
“Defisit pasokan gas bumi di Jawa Barat disebabkan produksi gas di wilayah Jawa Barat maupun area Sumatera Tengah dan Selatan yang memasok untuk pembeli Jawa Barat menunjukkan tren penurunan,” kata Kurnia dilansir ANTARA, Kamis, 20 Juni.
Sementara itu, Jawa Timur kemungkinan besar akan mengalami surplus gas pada 2024 hingga 2025.
Untuk tahun 2024, rata-rata ekses produksi gas bumi sekitar 90 MMSCFD.
Gas yang tidak dapat terserap ini berpotensi mempengaruhi pencapaian lifting gas bumi nasional. Keadaan ini juga berdampak pada pengembangan lapangan-lapangan baru oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di Jawa Timur.
“Hal ini tentu berakibat pada kesinambungan produksi di masa mendatang, termasuk pencapaian produksi gas bumi sebesar 12 BCFD pada tahun 2030,” ujar dia.
Akan tetapi, ekses gas dari Jawa Timur yang tidak dapat mengalir ke Jawa Barat karena belum tersambungnya infrastruktur di kedua wilayah tersebut.
Menurut Kurnia, infrastruktur jaringan gas yang belum terintegrasi menjadi tantangan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri maupun optimalisasi lifting gas bumi.
Untuk itu, Forum Gas Bumi 2024 difokuskan untuk memberikan informasi mengenai kondisi pasokan jangka pendek serta rencana pasokan jangka menengah-panjang di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
BACA JUGA:
Forum juga akan memetakan kebutuhan pembeli utama di wilayah tersebut, serta pemetaan pasokan gas dari Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat setelah selesainya pembangunan pipa Semarang – Cirebon Tahap II, di mana pembangunan yang ditargetkan selesai pada Desember 2025 itu diharapkan mampu menyelesaikan kendala infrastruktur jaringan gas.
“Pembeli gas bumi di Jawa Barat optimistos dalam akselerasi pengembangan pasar karena percaya bahwa pasokan gas bumi akan berkesinambungan. Upaya ini baru langkah awal, butuh koordinasi dan komunikasi aktif, serta dukungan semua pihak untuk memastikan distribusi gas yang efisien dan merata,” tambah dia.