Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menawarkan kepada masyarakat penerbitan surat berharga ritel mulai hari ini, Senin, 10 Juni. Yaitu dengan menerbitkan savings bond ritel (SBR) yang terdiri dari dua seri yakni SBR013T2 dan SBR013T4.

Adapun, pemerintah menerbitkan SBR seri SBR013T2 untuk tenor 2 tahun dan SBR013T4 untuk tenor 4 tahun.

Selain itu, SBR yang diterbitkan pemerintah untuk tiap individu Warga Negara Indonesia (WNI) dengan pemesanan mulai dari Rp 1 juta dan kelipatan Rp 1 juta. Untuk SBR tenor 2 tahun maksimum pemesanan Rp5 miliar, sementara SBR tenor 4 tahun Rp10 miliar.

Adapun, dua seri SBR tersebut ditawarkan secara online (e-SBN) melalui mitra distribusi mulai 09.00 WIB 10 Juni 2024 sampai dengan 10.00 WIB 4 Juli 2024.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyampaikan penerbitan surat utang ritel ini ditujukan untuk investor ritel, dan menjadikan surat utang ritel ini sebagai instrumen negara untuk distribusi kekayaan.

"SBN ritel ini memang ditujukan kepada investor ritel individu dan WNI karena ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki visi bagaimana menjadikan SBN ritel sebagai instrumen negara untuk distribusi kekayaan," katanya saat konferensi pers di Jakarta, Senin, 10 Juni.

Deni menjelaskan SBR ini memiliki risiko likuiditas karena tidak dapat diperdagangkan/dialihkan di pasar sekunder. Namun demikian, investor investor dapat mencairkan sebagian dana SBR sebelum tanggal jatuh tempo dengan memanfaaatkan fasilitas early redemption.

Selain itu, Deni mengatakan dalam penerbitan surat berharga ritel pihaknya mengincar Rp15 triliun hingga Rp20 triliun dari penerbitan SBR ini.

"Untuk yang target penerbitan SBR013 ini kita memiliki target awal sekitar Rp15 triliun, cuma nanti kita memperhatikan juga minat dari masyarakat kalau memang tinggi minatnya kita punya spare alokasi untuk bisa di-upsize hingga Rp 20 triliun," tuturnya.

Deni menyampaikan dalam APBN dialokasikan anggaran yang cukup besar untuk memberikan imbal hasil bagi para investor yang memegang SBN.

Adapun, tingkat besaran kupon SBR013T2 dan SBR013T4 masing-masing sebesar 6,45 persen dan 6,60 persen dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah Bank Indonesia Rate (BI-Rate).

Sementara, suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu di level 6,25 persen. Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 20 bps (0,20 persen) untuk SBR013-T2 dan ditambah spread tetap 35 bps (0,35 persen) untuk SBR013-T4.

Menurut Deni dengan adanya tingkat kupon mengambang minimal, maka ketika suku bunga BI Rate naik kupon yang diberikan pemerintah akan ikut naik dengan peninjauan besaran kupon setiap tiga bulan. Namun, ketika suku bunga BI Rate turun, kuponnya akan tetap sesuai dengan batas minimal yang telah ditetapkan itu.

"Jadi kalau ke depan BI menaikkan lagi tingkat suku bunganya menjadi 6,5 persen jadi tinggal ditambah aja basis pointsnya. Margin ini akan selalu kita jaga supaya investor dapat insentif untuk beli SBR tapi kalau BI menurunkan suku bunga acuannya ini gak akan turun," ujarnya.

Adapun, tingkat kupon minimal tersebut berlaku untuk periode 3 bulan pertama, mulai dari tanggal 10 Juli 2024 hingga 10 Oktober 2024. Selain itu tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo.

Sementara, pembayaran kupon akan dilakukan pada tanggal 10 setiap bulannya dan kupon pertama akan dibayarkan pada 10 Agustus 2024 (short coupon). Jika tanggal pembayaran kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga.

Sedangkan, tanggal penetapan hasil penjualan akan diumumkan pada 8 Juli 2024 dan tanggal setelmen pada 10 Juli 2024. Sementara itu, tanggal jatuh tempo SBR013T2 pada 10 Juli 2026, dan SBR013T4 jatuh tempo 10 Juli 2028.

Adapun, periode penyampaian minat Early Redemption SBR013T2 pada 28 Juli 2025 sampai dengan 5 Agustus 2025, dan untuk SBR013T4 pada 27 Juli 2026 sampai dengan 4 Agustus 2026.

Adapun cara pemesanan pembelian dua seri SBR itu sebagai berikut:

1. Registrasi

Registrasi dilakukan setiap saat bahkan sebelum masa penawaran SBN Ritel dibuka. Registrasi untuk memperoleh Single Investor Identification (SID) atau nomor tunggal investor. Jika telah memiliki SID, dapat langsung melakukan Pemesanan SB013.

2. Pemesanan

Setelah registrasi berhasil, Calon Investor melakukan pemesanan SBR013T2 dan SBR013T4 dengan sebelumnya membaca ketentuan dalam Memorandum Informasi pada saat masa penawaran.

3. Pembayaran

Setelah pemesanan diverifikasi (verified order), Calon Investor mendapatkan kode pembayaran (billing code) melalui email/sms sesuai kebijakan masing-masing Mitra Distribusi. Kode pembayaran digunakan untuk penyetoran dana investasi melalui Bank Persepsi (teller, ATM, internet banking, mobile banking)/ Pos/ Lembaga Persepsi Lainnya dalam batas waktu yang ditentukan.

4. Konfirmasi

Setelah pembayaran, Calon Investor akan memperoleh NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi completed order serta akan memperoleh alokasi SBR013T2 & SBR013T4 pada tanggal setelmen/penerbitan

Bagi masyarakat yang berminat untuk membeli dua seri SBR ini dapat dilakukan melalui 27 mitra distribusi yang telah ditunjuk, yakni:

Bank Umum:

1. PT Bank Central Asia, Tbk

2. PT Bank CIMB Niaga, Tbk

3. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk

4. PT Bank DBS Indonesia

5. PT Bank HSBC Indonesia

6. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk

7. PT Bank Maybank Indonesia Tbk

8. PT Bank Mega, Tbk

9. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

10. PT Bank OCBC NISP,Tbk

11. PT Bank Pan Indonesia, Tbk

12. PT Bank Permata, Tbk

13. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

14. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

15. PT Bank UOB Indonesia

16. PT Bank Victoria International, Tbk

17. Standard Chartered Bank

Perusahaan Efek:

1. PT BNI Sekuritas

2. PT BRI Danareksa Sekuritas

3. PT Mandiri Sekuritas

4. PT Phillip Sekuritas Indonesia

5. PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Tbk

Perusahaan Financial Technology khusus Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD):

1. PT Bareksa Portal Investasi

2. PT Bibit Tumbuh Bersama

3. PT Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+)

4. PT Star Mercato Capitale (tanamduit)