Naik 82 Persen, Citi Indonesia Raup Laba Bersih Rp2,5 Triliun di 2023
Rupiah (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) raup laba bersih sebesar Rp2,5 triliun 2023. Capaian tersebut meningkat 82 persen dibanding 2022.

Kenaikan laba bersih tersebut terutama didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih di lini bisnis institutional banking dan pendapatan non-operasional lainnya.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi di Jakarta, Selasa, mengatakan, 2023 merupakan tahun yang bersejarah dan transformatif bagi Citi Indonesia setelah mengalihkan bisnis consumer banking ke UOB Indonesia pada November 2023.

Sebagai bagian dari strategi Citigroup, langkah tersebut memungkinkan Citi Indonesia untuk lebih fokus menjadi mitra perbankan terkemuka bagi lembaga-lembaga dengan kebutuhan lintas negara.

“Komitmen kami untuk menjalankan manajemen keuangan yang strategis, efisiensi operasional, dan solusi yang berfokus pada nasabah, telah membantu kami untuk terus memberikan kinerja yang baik di tahun 2023,” kata Batara mengutip Antara.

Sementara itu Head of Finance Citi Indonesia Sujanto Su menambahkan, penjualan bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia mengakibatkan ada transfer aset dan liabilitas. Dengan demikian, penyaluran kredit dan jumlah dana pihak ketiga (DPK) turun di 2023.

“Untuk kredit yang kami transfer itu sebesar Rp7,6 triliun. Sementara untuk DPK itu sebesar Rp11,6 triliun. Namun untuk corporate banking (institutional banking), loan kami bertumbuh sebesar 15 persen di tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022,” kata Sujono.

Citi Indonesia mencatat, peningkatan laba bersih di 2023 memberikan kontribusi pada peningkatan return on asset (ROA) menjadi 3,27 persen dari sebelumnya 2,27 persen di 2022 serta peningkatan return on equity (ROE) menjadi 14,14 persen dari 9,01 persen.

Rasio liquidity coverage (LCR) dan rasio net stable funding (NSFR) Citi Indonesia juga tetap kuat di angka 267 persen dan 126 persen atau di atas ketentuan minimum.

Citi Indonesia juga memiliki modal yang kuat dengan rasio kewajiban penyediaan modal (KPMM) sebesar 37,85 persen atau meningkat 27,51 persen dibandingkan 2022.

Indonesia tetap menjadi pasar yang penting bagi Citi. Oleh sebab itu, selanjutnya Citi akan terus memanfaatkan jaringan global yang luas untuk mendukung perkembangan sektor keuangan di Tanah Air.

Pascapenjualan bisnis consumer banking di Indonesia, Citi menyampaikan terus berkomitmen melalui bisnis perbankan institusional (institutional banking) yang meliputi lini bisnis perbankan korporat, perbankan komersial, markets, treasury and trade solutions serta layanan sekuritas.