JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow dari keuangan domestik pada 4 Maret 2024 hingga 8 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp13,61 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan dana asing keluar baik dari pasar surat berharga negara (SBN), pasar saham, serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"jual neto Rp10,42 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,57 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp2,62 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," Jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu 10 Maret.
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp12,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp17,88 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp25,35 triliun di SRBI.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, Erwin mengatakan bahwa premi CDS Indonesia 5 tahun per 7 Maret 2024 sebesar 69,12 bps, naik dibandingkan 1 Maret 2024 sebesar 67,80 bps.
Sementara, tingkat imbal hasil SBN 10 tahun pada Jumat 8 Maret 2024 turun di 6,61 persen.
Sedangkan, nilai tukar rupiah pada Jumat pagi 8 Maret 2024 dibuka pada level (bid) Rp15.630 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan Kamis 7 Maret sebesar Rp15.650 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS melemah ke level 102,82 pada akhir perdagangan.
BACA JUGA:
Selain itu, pada penutupan Kamis 7 Maret, Yield UST (US Treasury) 10 tahun turun ke level 4,083 persen.
Erwin menyampaikan berdasarkan perkembangan kondisi Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.