Ajak Investor Asing Berinvestasi di Sektor Kelautan Perikanan RI, Menteri Trenggono Janjikan Hal Ini
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono (kanan). (Foto: Theresia Agatha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyelenggarakan Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 untuk pertama kalinya di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Senin, 5 Februari.

Dalam acara tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengajak para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

Menteri Trenggono mengatakan, Pemerintah RI berkomitmen memberikan kemudahan perizinan, insentif dan keamanan.

"Pemerintah Indonesia berkomitmen memberikan kemudahan perizinan insentif, keamanan dan kestabilan iklim politik serta konektivitas dan sumber daya manusia terampil sebagai tenaga kerja," ujar Trenggono.

Dia menyebut, pihaknya sedang merencanakan pembangunan sistem infrastruktur big data. Hal ini bertujuan untuk pengawasan dan penyediaan data terbaru dan penyusunan di sisi support sistem.

"Peluang investasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh seluruh investor untuk bersama-sama berkontribusi dalam rangka mewujudkan industri kelautan perikanan Indonesia yang maju bertanggung jawab serta berkelanjutan dan berdaya saing tinggi," kata Trenggono.

Di samping itu, Trenggono mengeklaim pihaknya juga berkomitmen menjaga ekosistem laut dan pesisir melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut.

"Untuk menjaga kesehatan laut, kementerian juga melaksanakan pengambilan dan pengumpulan sampah plastik melalui gerakan partisipasi nelayan dan bulan cinta laut," ucapnya.

Trenggono mengutarakan, berdasarkan bidang usaha, sektor pengolahan ikan menempati urutan pertama investasi, yaitu sebesar Rp3,6 triliun.

Lalu, ada sektor budi daya perikanan sebesar Rp2,6 triliun, pemasaran Rp1,95 triliun, penangkapan ikan Rp1,18 triliun dan jasa perikanan sebesar Rp186,51 miliar.

"Oleh karena itu, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus menempatkan ekologi sebagai panglima," imbuhnya.