Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing yang keluar atau capital outflow dari keuangan domestik pada 8-11 Januari 2024 sebesar Rp1,61 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan angka tersebut terdiri dari modal asing, baik di pasar surat berharga negara (SBN), pasar saham, maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

"Nonresiden di pasar keuangan domestik terdiri dari jual neto Rp3,21 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu, 14 Januari. 

Adapun sepanjang minggu kedua 2024, atau hingga 11 Januari 2024, BI mencatat modal asing nonresiden beli neto Rp3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp7,22 triliun di SRBI.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Erwin mengatakan bahwa premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 tercatat sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.

Tingkat imbal hasil SBN 10 tahun pada Jumat pagi 12 Januari 2024 turun ke 6,62 persen, dari 6,70 persen pada Kamis 11 Januari.

Sedangkan, nilai tukar rupiah pada Jumat pagi 12 Januari 2024 dibuka pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan Kamis 11 Januari sebesar Rp15.545 per dolar AS. Saat itu, indeks dolar AS menguat ke level 102,29 pada akhir perdagangan.

Selain itu, pada penutupan Kamis 11 Januari, Yield UST (US Treasury) 10 tahun naik ke level 3,966 persen.

Erwin menyampaikan berdasarkan perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.