Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa menerima masih banyaknya masyarakat di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa yang terancam tenggelam akibat permukaan tanah terus tergerus setiap tahun.

Oleh sebab itu, Prabowo menyampaikan telah memberikan tugas dan menginstruksikan Universitas Pertahanan (Unhan) untuk melaksanakan pilot project dalam membuat model rumah murah terapung bersamaan dengan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di Pulau Jawa.

"Jadi saya tugaskan Universitas Pertahanan yang berada di bawah tanggung jawab saya untuk melakukan pengkajian untuk melakukan pilot project membuat pemukiman murah di kawasan terendam air," ujar Prabowo saat menghadiri acara strategi perlindungan kawasan Pulau Jawa melalui pembangunan tanggul pantai dan tanggul laut (Giant sea wall) di grand ballroom kempinski, Rabu 10 Januari.

Selain itu, Ia menilai penugasan ini diberikan karena pembangunan tanggul laut raksasa tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat sehingga pembuatan rumah panggung dan terapung dapat mengatasi kesulitan masyarakat yang menghadapi tantangan permukaan air tinggi.

Prabowo mengatakan pembangunan Giant Sea Wall membutuhkan waktu sekitar 40 tahun yang akan datang sehingga dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan pimpinan politik untuk melanjutkan dan menuntuskan proyek tersebut.

"Mungkin, seandainya kita katakanlah mulai pembangunan besar-besaran, katakanlah 3-4 tahun yang akan datang, mungkin kita tidak akan lihat selesainya Giant Sea Wall ini. Berhasilnya Giant Sea Wall ini mungkin terwujud 25-30 tahun, bahkan 40 tahun yang akan datang," tuturnya.

Prabowo menyampaikan pembangunan proyek rumah murah ini akan memakai dua tipe yaitu pertama rumah panggung untuk mengantisipasi penurunan muka tanah pada kota-kota di Pantura hingga mencapai 25 cm per tahun.

"Satu, rumah-rumah di atas panggung yang merupakan kearifan nenek moyang kita. Kalau tadi 25 cm setahun, berarti kalau 20 tahun 500 cm. Berarti panggung ini harus bisa di atas genangan setinggi itu," jelasnya.

Selanjutnya tipe kedua yaitu pola rumah murah terapung dengan bantuan PT PAL Indonesia, PT LEN Industri (Persero) dan teknisi engineer dari Universitas Pertahanan, telah menemukan prototipe rumah murah terapung dengan nilai sebesar Rp130 juta per unit.

"Sudah termasuk solar panel, septic tank. Sehingga dia bisa hidup off grid tanpa tergantung PLN, dan dia bisa hidup dengan sanitasi yang bersih dengan bayou technology yang modern, mikroba dan sebagainya," imbuhnya.

Prabowo menyampaikan pembangunan prototipe rumah murah terapung sudah melakukan program serupa dan bahkan telah menganggarkan Rp20 juta lebih besar untuk pembangunan satu rumah.

"Ini kita sudah mulai prototipenya. Untuk demikian saya sudah kasih anggaran, perencanaan mereka bagus Rp130 juta, saya bikin, sudah, kau saya kasih anggaran lebih Rp 150 juta," ungkapnya.

"Kita sudah lama jadi orang Indonesia, budaya Indonesia ini suka mark up-mark up, sekalian aja saya kasih spilling, yang sah. Jadi dia enggak usah tipu-tipu," ucap Prabowo.

Prabowo menyampaikan bahwa pembangunan rumah terapung tersebut hanya bersifat sementara sebelum proyek Tanggul Laut Jawa selesai.

"Pada saat jadi, mereka akan kita pindahkan. Jadi nelayan-nelayan kita, mereka-mereka yang hidup dari laut, dari Pantura, hidup layak sebagai warga negara, bangsa yang terhormat," ujarnya.