MAKASSAR - Pelindo meningkatkan kapasitas Makassar New Port (MNP) sebesar 150 persen dari semula 1 juta TEUs (kontainer berukuran 20 kaki) menjadi 2,5 juta TEUs.
"Pelindo membangun Indonesia Timur melalui MNP dengan meningkatkan kapasitas MNP 150 persen," kata Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis dikutip dari ANTARA, Jumat, 5 Januari.
Dia mengatakan, capaian bongkar muat selalu di atas 100 persen dari target, karena ditunjang fasilitas MNP.
Sementara progres pembangunan MNP alat-alat beratnya sudah mulai meninggalkan kawasan MNP 1B dan 1C sejak September 2023 lalu.
Tuntasnya pembangunan tahap 1B dan 1C ini membuat kapasitas terminal peti kemas MNP naik 150 persen, dari semula 1 juta TEUs (kontainer berukuran 20 kaki) menjadi 2,5 juta TEUs.
Makassar New Port dibangun karena terminal peti kemas di Pelabuhan Soekarno Hatta yang berkapasitas 700 ribu TEUs sudah optimal. Jika tidak ada penambahan kapasitas atau pembangunan pelabuhan baru, Soekarno-Hatta bakal menghadapi kongesti pada 2019.
Pemerintah kemudian menetapkan Proyek Strategis Nasional (PSN) MNP. Peletakan batu pertama (ground breaking) pelabuhan yang terletak sekitar lima kilometer dari Soekarno Hatta dilakukan Presiden Joko Widodo pada Mei 2015.
MNP Tahap 1A mulai beroperasi pada November 2018. Namun, terminal peti kemas yang kini dinamakan Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) saat ini juga sudah mencapai titik optimum.
Enriany mengatakan, Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) selalu mencatat capaian kegiatan bongkar muat rata-rata di atas 100 persen.
Capaian arus bongkar muat barang pada November 2023 misalnya, mencapai 121,3 persen dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023.
BACA JUGA:
Pada 2023, awalnya Pelindo Regional 4 menetapkan RKAP arus bongkar muat sebesar 193.287 TEUs.
Namun, melihat derasnya arus bongkar muat di awal-awal 2023, Pelindo lalu menaikkan target dalam RKAP Perubahan 2023 menjadi 212.675 TEUs.
“Sampai November 2023, arus bongkar muat di Makassar New Port sudah menembus 257.981 TEUs,” kata Enriany.