Bagikan:

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggunakan teknologi geofencing untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan kendaraan di area pelabuhan selama angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menjelaskan, teknologi geofencing ini merupakan hal yang baru diterapkan ASDP dalam penyelenggaraan angkutan Nataru 2024.

Teknologi geofencing ini bekerja membatasi calon penumpang dengan kendaraan untuk membeli tiket secara online dalam radius yang dekat dengan pelabuhan.

“Karena sudah tidak ada penjualan di pelabuhan maka diharapkan orang bisa memesan jauh dari pelabuhan. Beberapa ekses ada agen-agen liar di pinggir jalan, di mana yang kami pagari dengan geofencing yang mana dalam radius tertentu dari pelabuhan tiket tidak bisa diakses, dijual,” katanya di dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 Desember.

Adapun radius pembatasan aksesibilitas pembelian tiket yakni dari sisi terluar Pelabuhan Merak ke Hotel Pesona Merak atau sekitar 4,71 km; dari sisi terluar Pelabuhan Bakauheni ke Balai Karantina Pertanian atau sekitar 4,24 km; dari sisi terluar Pelabuhan Ketapang ke Terminal Sritanjung atau sekitar 2,65 km; dan dari sisi terluar Pelabuhan Gilimanuk ke Terminal Kargo atau sekitar 2 km.

Namun, kata Ira, bagi calon penumpang yang tidak membawa kendaraan atau pejalan kaki masih bisa membeli tiket dengan radius yang dekat pelabuhan.

“Kecuali untuk pejalan kaki. Dengan pertimbangan kalau pejalan kaki tidak akan menyebabkan kekacauan operasional sehingga ketika orang dengan Kereta Api di Merak, dia masih bisa membeli di daerah pelabuhan, tetapi kendaraan tidak bisa,” jelasnya.

Ira menjelaskan, cara kerja sistem geofencing ini adalah calon penumpang yang akan memesan tiket secara online harus mengaktifkan lokasi GPS.

Karena itu, pemesanan tiket tidak dapat dilakukan di dekat pelabuhan.

Tujuan penerapan sistem geofencing ini adalah menertibkan dan meminimalkan praktik calo.

Kedua, meningkatkan kedisiplinan konsumen dalam melakukan pembelian tiket.

“Berikutnya mendukung kelancaran lalu lintas. Karena jika masih bisa mereservasi tiket di daerah pelabuhan maka akan menyebabkan kemacetan,” jelasnya.