JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat hasil investasi industri asuransi umum mencapai senilai Rp2,5 triliun pada semester I-2023, meningkat 21 persen year on year (yoy) dibandingkan Rp2,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang menyampaikan total investasi industri asuransi umum mencapai senilai Rp97,04 triliun pada semester I-2023.
"Capaian tersebut meningkat 7,8 persen (yoy) dibandingkan sebesar Rp90 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Trinita mengutip Antara.
Dia menjelaskan, investasi industri asuransi umum pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) memiliki porsi tertinggi sebesar 32,3 persen atau total sebanyak Rp31,31 triliun.
Kemudian, pada instrumen deposito (berjangka maupun sertifikat) dengan porsi sebesar 24,3 persen atau senilai Rp23,55 triliun, disusul instrumen reksa dana dengan porsi sebesar 16,5 persen atau senilai Rp16,04 triliun.
Lalu, pada instrumen investasi lain dengan porsi sebesar 11,3 persen atau senilai Rp10,93 triliun, disusul instrumen obligasi korporasi dengan porsi sebesar 10,4 persen atau senilai Rp10,14 triliun.
BACA JUGA:
Paling sedikit pada instrumen saham dengan porsi sebesar 5,2 persen atau senilai Rp5,07 triliun.
AAUI mencatat pendapatan premi industri asuransi umum senilai Rp48,90 triliun pada semester I-2023, atau meningkat 6,2 persen year on year (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai Rp46,03 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, total klaim dibayar industri asuransi umum tercatat senilai Rp20,12 triliun selama semester I-2023, atau meningkat 13,2 persen year on year (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai Rp17,78 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.