JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan proyek optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pembangunan SPAM Pulau Penyengat dikerjakan menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), yaitu mengolah air laut menjadi air tawar dengan kualitas memenuhi baku mutu air minum.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, prasarana dan sarana air minum merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.
Pemenuhan kebutuhan air minum ini menjadi salah satu prioritas di samping program sanitasi, terutama untuk menangani stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita karena kekurangan air bersih dan sanitasi.
"Saat ini, Kementerian PUPR tengah membangun banyak SPAM di berbagai daerah," kata Menteri Basuki lewat keterangan tertulisnya, Kamis, 25 Mei.
Pemanfaatan teknologi terbaru SWRO dinilai perlu, mengingat daerah Pulau Penyengat memiliki keterbatasan sumber air baku, yang mana tidak ada sumber air permukaan yang dapat diolah.
Air laut diolah menggunakan membran nano filter yang menghasilkan air tawar dengan kualitas memenuhi baku mutu air minum.
Untuk menjaga kualitas air baku yang digunakan, maka dilakukan pengambilan air laut pada jarak kurang lebih 200 meter dari garis pantai dengan menggunakan pipa bawah laut.
Air kemudian didistribusikan dengan pipa High Density Polyethylene (HDPE) yang menggunakan sistem gravitasi, sehingga aliran dapat berjalan 24 jam secara kontinu berkapasitas 2,5 liter per detik.
Saat ini, SPAM SWRO Pulau Penyengat telah beroperasi dengan melayani air minum untuk 438 Sambungan Rumah atau setara dengan 1.752 jiwa di pulau Penyengat Kepri.
SPAM (SWRO) Pulau Penyengat mulai dibangun pada 2015 dengan kapasitas 1,5 liter per detik untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air minum yang telah dikelola UPT BLUD air bersih kota Tanjung Pinang.
Selanjutnya, pada 2022, dilaksanakam optimalisasi oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau Ditjen Cipta, untuk menambah kapasitas layanan menjadi 2,5 liter per detik serta penyempurnaan sistem produksi teknologi SWRO.
Sementara itu, Kepala BPPW Kepulauan Riau Fasri Bachmid mengatakan,, pembangunan SPAM Pulau Penyengat bertujuan untuk memberikan sarana dan prasarana air minum yang layak bagi masyarakat di Tanjungpinang.
BACA JUGA:
"Dengan tersedianya sarana air minum layak, diharapkan akan meningkatkan pemahaman tentang hidup bersih serta mengurangi risiko penyakit yang berdampak pada kesehatan," imbuhnya.
Sekadar diketahui, pekerjaan optimalisasi SPAM SWRO Pulau Penyengat telah selesai pada 2022 dengan menelan biaya sekitar Rp9,49 miliar.
Adapun lingkup pekerjaannya meliputi pemasangan satu unit air baku, satu unit produksi (dua unit media filter, satu unit SWRO), pekerjaan satu unit instrumentasi, serta pekerjaan unit distribusi yang terdiri dari jaringan pipa distribusi (pipa HDPE) dan Sambungan Rumah (SR).