Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau progres pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, pada Jumat, 19 Mei.

Dalam tinjauan tersebut, Menteri Basuki berpesan untuk memperhatikan kualitas pada aspek teknis, estetika dan keberlanjutan lingkungan dalam menyelesaikan Bendungan Jragung.

"Tolong perhatikan teknis geologinya dalam pelaksanaan pembangunan. Hati-hati dengan kondisi pasir di atas lempung, waspadai jika terjadi longsor. Metodologi konstruksinya juga harus hati-hati," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 20 Mei.

Basuki menyebut, untuk menjaga kondisi lingkungan, dalam pelaksanaan pembangunan diusahakan untuk tidak banyak menebang pohon. "Lahan hutan yang tidak terkena bagian pembangunan jangan ditebang, estetikanya harus rapi dan bersih, begitu selesai pekerjaan bersih dari sisa-sisa material," ujarnya.

Dia juga berpesan kepada para kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan pembangunan Bendungan Jragung, sehingga dapat selesai tepat waktu.

"Saat ini, dengan progres konstruksi sebesar 30 persen, agar semua kontraktor pelaksana yang ada dapat bekerja sama dengan baik. Meskipun berbeda paket pekerjaan, namun semua satu tim dalam pembangunan Bendungan Jragung," ucap Basuki.

Sekadar diketahui, Bendungan Jragung dengan kapasitas tampung 90 juta m3, utamanya akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter/detik, Kabupaten Grobogan 250 liter/detik, dan Kabupaten Demak 250 liter/detik, serta menyuplai air bagi daerah irigasi jragung seluas 4.528 Ha di Kabupaten Demak.

Kontrak pembangunan Bendungan Jragung ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah penyiapan lahan. Pekerjaan pembangunan Bendungan Jragung terdiri dari tiga paket pekerjaan dengan lingkup pekerjaan Paket I dan II berupa pekerjaan galian dan timbunan main dam , perlindungan tebing, drilling dan grouting, serta Paket III meliputi pekerjaan jalan akses, pengelak sungai, bangunan pelimpah (spillway),dan pekerjaan lain-lain seperti bangunan Fasilitas Umum (fasum) dan relokasi SUTET 500kV.

Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp806,3 miliar dengan progres fisik mencapai 18,12 persen, Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp758 miliar dengan progres 28,07 persen, dan Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) senilai Rp735,9 miliar dengan progres fisik 45,06 persen.