Bagikan:

JAKARTA - Pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, mengeluhkan naiknya harga garam konsumsi mencapai Rp300.000 per karung berukuran 50 kilogram (kg).

Salah satunya, Upik. Ia mengeluhkan kenaikan garam. Kata Upik, biasanya harga garam tidak semahal ini, hanya kisaran Rp100.000 per karung.

Menurut hitungan Upik, dengan harga pembelian tersebut, harga jualnya menjadi sekitar Rp6.000 per kg. Ia menilai harga jual tersebut terlalu mahal.

“Pak, garam turun dong pak. Ini naiknya tinggi. Naiknya Rp300.000 per karung (50kg) Biasanya beli 100.000 per karung. Sekilonya jadi Rp6.000,” ujarnya kepada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 3 April.

Menanggapi keluhan itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan akan langsung mengecek permasalahan yang menyebabkan harga garam melambung tinggi.

Pada kesempatan itu, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan pun meminta Kepada Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi untuk ikut turun tangan.

“Garam nanti saya cek, Pak Arief anu di mana nanti masalahnya. Karena kalau garam itu kan konsumsi itu enggak ada yang impor, itu garam lokal ya, saya tahu,” ujar Zulhas.

Sependapat dengan Upik, Kepala Bapanas Arief mengatakan harga jual garam Rp6.000 per kg itu merupakan harga yang terlalu tinggi.

“Kalau garam nanti saya cek, karena garam itu sebenarnya angkanya juga enggak mungkin satuan itu Rp6.000 nanti saya cek,” jelasnya.

Arief menerangkan, belum bisa memutuskan apakah ada masalah pada rantai pasoknya.

Pasalnya, jika musim panas seperti saat ini harga garam tidak mungkin bergerak naik.

“Nanti saya cek bisa jadi kan informasinya salah, garam itu kan sebenarnya murah banget garam itu kalau sudah panas seperti ini harga itu akan baik tapi kalau hujan kebalikannya,” katanya.