JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Eriko Sotarduga menyarankan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk mengakuisisi Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai salah satu langkah transformasi bisnis.
Eriko berpendapat, dengan adanya kecanggihan teknologi, maka akan berdampak pada persaingan pemberian kredit akan semakin ketat.
“Konsep dari perbankan ini sudah sangat berubah, dengan adanya teknologi yang luar biasa ini bagaimana nanti persaingan itu? Nanti peer to peer lending bisa semua (memberikan kredit) tidak perlu lagi perbankan. Saya menyarankan Pak Dirut, mengapa BRI tidak mengakuisisi seluruh BPD di Indonesia?,” ujar Eriko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI dengan Direktur Utama PT BRI yang dikutip Kamis, 26 Januari.
Eriko menambahkan, baik BRI maupun BPD memiliki pangsa pasar yang sama sehingga sangat memungkinkan untuk diadakan akuisisi dan dilanjutkan dengan mengubah kantor BPD menjadi cabang-cabang BRI.
Ia melanjutkan, jika diakumulasi, aset seluruh BPD di 34 (tiga puluh empat) provinsi berada dalam kisaran Rp1000 triliun dengan hanya beberapa BPD yang tercatat memiliki nilai yang besar.
Di sisi lain, ia pun menyinggung resiliensi beberapa BPD yang bermodal kecil dalam menghadapi persaingan ke depan.
“BPD-BPD itu yang modalnya kecil bagaimana bisa bertahan? Mengapa BRI nggak mengakuisisi semua ini? Nanti BRI menjadi bank KUR terbesar di dunia. Lha pangsa (pasar) nya sama. Why not diakuisisi dan kemudian kantor itu menjadi kantor cabang semua dari BRI,” lanjutnya.
Eriko juga menyatakan dukungannya untuk memfasilitasi pertemuan BRI dengan para kepala daerah.
Ia memprediksi, para kepala daerah akan menyambut baik hal ini, terlebih banyak daerah yang setiap tahunnya harus memberikan tambahan modal kepada BPD.
Dengan langkah itu, ia optimistis aset BRI akan menjadi semakin besar.
“Apa nanti kita fasilitasi (pertemuan) dengan kepala-kepala daerah? Daripada mereka juga pusing nanti tiap tahun nambahin modal-nambahin modal. Dari mana? Small is beautiful but big is necessary. BRI, Bank Rakyat Indonesia. Yang punya rakyat indonesia yang 270 juta lebih itu. Kalau akuisisi supaya nanti jadi bank digital small-small-small buat apa?,” tegas Eriko.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, terdapat empat klasifikasi bank berdasarkan besaran modal inti yang kemudian disebut sebagai Bank Buku 1, 2, 3, dan 4.
Bank Buku satu (1) adalah bank dengan nilai modal inti di bawah Rp1 triliun, sedangkan Bank Buku dua (2) memiliki modal inti di rentang Rp1 triliun sampai Rp5 triliun.