Bahana TCW Ajak Pelaku Pasar Perkuat Fundamental Ekonomi Hadapi Potensi Krisis 2023
Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat (Foto: Dok. Bahana TCW)

Bagikan:

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang manajemen investasi, PT Bahana TCW, menyatakan bahwa proyeksi ekonomi 2023 cenderung lebih berdinamika dibandingkan dengan 2022.

Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat mengatakan pihaknya berkeyakinan aktivitas perekonomian tahun depan cukup bergejolak yang dipengaruhi oleh faktor global. Menurut dia, asumsi tersebut didasarkan pada sejumlah indikator terkini, seperti potensi resesi, tingginya inflasi, hingga pengetatan likuiditas dari bank sentral.

“Situasi tersebut semakin memojokkan ekonomi banyak negara, utamanya emerging countries seperti Indonesia. Malahan, hal ini bisa saja membawa kita menuju pelemahan,” ujar dia dalam keterangan tertulis pada Kamis, 1 Desember.

Budi menjelaskan, probabilitas terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS) sudah mendekati 60 persen. Pun demikian di Eropa yang kini sedang menghadapi ancaman langsung krisis energi dan pangan.

"Kami mengkhawatirkan saat ini sebetulnya dunia mengarah pada suatu krisis baru. Beberapa poin penting yang harus diwaspadai adalah sebaran krisis ini sampai mana, kemudian kedalaman atau keparahan, serta durasi krisis itu sendiri,” tuturnya.

Budi menambahkan, perang antara Rusia dan Ukraina serta perang dagang AS – China sangat mungkin menimbulkan ekses peningkatan risiko utang banyak negara.

“Pasar menyadari bahwa bursa di Amerika sempat anjlok 20 persen lebih. Demikian juga di pasar obligasi sudah naik dan bahkan melewati level inflasi,” kata dia.

Untuk itu, Budi mengajak para semua pihak agar mendukung upaya penguatan perekonomian nasional supaya bisa bertahan dan terus tumbuh di tengah ketidakpastian yang berlanjut.

"Tantangan ini jelas harus dijawab, fundamental Indonesia mesti kuat," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini menyatakan dalam kondisi yang sulit masyarakat harus mampu memilih produk investasi tepat. Pasalnya, situasi yang terjadi sekarang membuat instrumen keuangan tidak berada dalam kondisi yang benar-benar stabil.

“Oleh karena itu kami berkomitmen terus menghadirkan produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat menjawab tantangan yang ada,” ucapnya.

Rukmi menyampaikan, Bahana TCW selalu mengembangkan produk investasi secara prudent guna memperkuat kepercayaan investor untuk membenamkan modal pada perseroan.

“Ini dibuktikan melalui capian Bahana TCW yang membukukan AUM lebih dari Rp 48 triliun hingga Oktober 2022 yang lalu,” kata dia.

Senada, Direktur Bahana TCW Danica Adhitama mengungkapkan sebagai bagian dari holding BUMN asuransi dan penjaminan, pihaknya memiliki pengalaman profesional selama puluhan tahun dan senantiasa mengutamakan tata kelola yang baik (good governance).

“Produk kami Reksadana Bahana Liquid USD sukses mencatatkan return sebesar 0,34 persen dalam satu tahun terakhir. Kini dengan suku bunga yang menunjukkan kenaikan, maka dalam satu tahun ke depan, Bahana Liquid USD berpotensi mencetak return sebesar 1 persen hingga 1,30 persen per annum,” terang Danica.