Bagikan:

YOGYAKARTA - Banyak anak-anak muda atau kaum milenial di Indonesia yang mulai menggemari investasi saham. Ada yang sudah untung menjadi investor saham, namun tidak sedikit juga yang justru sering mengalami kerugian. Masih banyak para investor saham yang tidak mengenal analisis saham dalam menentukan emiten yang ingin dibeli. 

Ada dua teknik analisis saham yang umum dikenal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Bagi anda yang ingin menjadi investor atau investasi jangka panjang, teknik analisis saham yang cocok adalah fundamental. Apa itu saham fundamental.

Apa Itu Saham Fundamental?

Saham fundamental adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan yang mempengaruhi kesehatan saham. Faktor tersebut di antaranya, kinerja perusahaan, persaingan usaha, industri, keadaan ekonomi makro ataupun mikro. 

Faktor-faktor yang ada dari perusahaan tersebut dijadikan sebagai bahan perhitungan kondisi saham. Dari fundamental tersebut, investor dapat melihat atau mempertimbangkan kondisi saham perusahaan pada beberapa waktu ke depan atau jangka panjang. 

Analisis fundamental adalah mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Tujuan analisis fundamental adalah untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan. 

Pendekatan dalam Analisis Fundamental Saham

Investor dapat melakukan dua pendekatan dalam analisis fundamental saham, yaitu pendekatan bottom up dan top down. Kedua pendekatan tersebut memiliki cara pendekatan yang berbeda.

Pendekatan Bottom Up

Pendekatan Bottom Up adalah metode analisis saham dari bawah ke atas. Untuk melakukan analisis, investor harus memilih saham incarannya terlebih dahulu. Setelah itu, baru melihat kinerja atau laporan keuangannya. 

Investor melihat tren ekonomi makro dan mikro untuk melihat apakah saham layak dipilih untuk investasi jangka panjang. Selain itu, investor perlu membandingkannya dengan kinerja pada sektor industri sejenis. Dengan begitu investor dapat mengetahui harga saham yang beredar apakah menggambarkan seluruh nilai peluang dan risiko perusahaan. 

Pendekatan Atas Bawah

Pendekatan top down dilakukan dari atas ke bawah, kebalikan dari pendekatan bottom up. Cara analisis sahamnya dengan melihat kondisi makro ekonomi terlebih dahulu. Selanjutnya baru mencari sektor usaha unggulan dan melihat kinerja keuangan perusahaan. 

Makro ekonomi dinilai berperan cukup besar terhadap kinerja pasar modal dan saham perusahaan. Kondisi makro tersebut menjadi bahan analisis, berupa asisi fiskal dan moneter. Faktor yang dianalisis, seperti inflasi, perpajakan, perkembangan produk domestik bruto (PDB), angka pengangguran, hingga suku bunga acuan. 

Melalui pendekatan ini, investor dapat melihat peluang di suatu sektor industri. Misalnya ketika pemerintah meningkatkan anggaran migas, maka saham-saham perusahaan pertambangan akan naik. 

Setelah tahu mana sektor industri yang memiliki peluang keuntungan, investor lalu melakukan analisis mikro untuk mengetahui kondisi perusahaan. Investor perlu melihat laporan keuangan perusahaan. 

Indikator Acuan Analisis Fundamental Saham

Investor perlu mengetahui indikator yang menjadi acuan dalam analisis fundamental saham. Acuan atau rasio tersebut dapat menggambarkan kinerja perusahaan, kesehatan keuangan, prospek perusahaan di masa depan, acuan harga saham, dan sebagainya. 

PBV

Price to Book Value (PBV) adalah rasio untuk menilai harga saham dari suatu perusahaan.Melalui rasio ini investor dapat melihat apakah harga saham murah atau mahal. Perbandingan rasio diperoleh dari nilai book value atau modal yang dikuasai oleh perusahaan. 

PER

Price to Earning Ratio (PER) adalah rasio harga saham terhadap laba bersih per lembar saham. Rasio juga digunakan untuk melihat mahal atau murahnya harga saham.

ROA

Return on equity (ROE) dan return on asset (ROA) adalah rasio untuk melihat tingkat pengembalian investasi saham suatu perusahaan. ROE dan ROA menunjukkan besaran laba perusahaan, hasil dari perbandingan equity atau modal yang disetorkan. 

EPS

Earning per share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seluruh laba bersih perusahaan. Pengukuran dilakukan dari jumlah tiap lembar saham perusahaan yang diedarkan. Jika EPS tinggi biasanya pendapatan perusahaan juga tinggi.

Asset dan Liability

Asset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh persuahaan. Sementara liability adalah tanggungan hutan perusahaan dari kejadian di masa lalu. Melalui dua elemen ini, investor dapat melihat apakah aset perusahaan berasal dari modal sendiri atau hutang. 

DER

Debt equity ratio (DER) adalah rasio hutang yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar bunga hutang dan tidak memberatkan keuangan perusahaan. Investor perlu memastikan jumlah hutan perusahaan tidak lebih besar dari modalnya. 

Analisis Cash Flow

Analisis cash flow digunakan untuk melihat kemampuan persusahaan dalam menghasilkan kas. Kas menjadi salah satu faktor penting dalam bisnis. Kas persuahaan lebih baik dihasilkan bukan dari hutang atau suntikan modal.

Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang dibayarkan secara tunai kepada investor yang memegang saham. Berikan keuntungan ini yang disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kesehatan dan perusahan arus kas dapat dilihat melalui indikator pembagian dividen. 

Itulah penjelasan fundamental saham. Investor wajib mengetahui cara analisis fundamental saham agar bisa memilih saham yang tepat. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan dan beberapa indikator yang perlu dipahami.