Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan program pengembangan jaringan gas (jargas) akan tetap berlanjut.

Program ini diyakini dapat menekan tingkat ketergantungan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang membebani keuangan negara.

Arifin mengaku, pembangunan jargas ini sempat mengalami kendala karena pandemi COVID-19, namun akan tetap dilanjutkan.

"Kemarin agak terganggu karena anggaran COVID-nya terbatas. Coba untuk BBM, gara-gara BBM kita hilang berapa tuh Rp 30 triliun. Bisa masang jargas berapa tuh, selesai itu," ujarnya di Jakarta, Jumat, 30 September.

Bahkan, kata dia, saat ini pemerintah tengah memetakan wilayah-wilayah strategis yang akan dilalui jargas sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar dan cepat.

"Nanti akan dipetakan wilayah-wilayah strategis supaya memang cepat aja pelaksanaannya," ujarnya.

Asal tahu saja, berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, hingga akhir 2021 jaringan gas kota telah tersambung kepada 126.876 sambungan rumah tangga di 21 kabupaten/kota.

Untuk tahun 2022, pembangunan jargas dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) direncanakan sebanyak 40.777 SR di 12 kabupaten/kota.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sendiri telah melaksanakan tender atau lelang yang terbagi dalam 5 paket mulai 9 Desember 2021.

Tujuan pembangunan jargas adalah memberikan akses energi kepada masyarakat, menghemat pengeluaran biaya bahan bakar gas bumi, membantu ekonomi masyarakat menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan dan mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga.