ASDP Bantu UMKM Labuan Bajo Dapat Sertifikasi Halal demi Tingkatkan Produktivitas
Foto: Dok. Antara

Bagikan:

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas usaha yang mereka miliki.

"Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kapasitas jual beli bagi para mitra binaan," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Senin 1 Agustus.

Dikatakan, perseroan berkomitmen mendukung UMKM yang berada di lingkungan kerja pelabuhan yang dikelola dapat meningkatkan kualitas produknya, termasuk mendorong agar bersertifikasi halal untuk bahan baku yang digunakan. ASDP menggelontorkan dana sebesar Rp271 juta melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dengan menggelar Pelatihan dan Pengadaan Sertifikasi Halal untuk Mitra Binaan ASDP.

Sesuai arahan dari Kementerian BUMN, ASDP menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) yang terbagi dalam 3 kategori. Pertama, bidang Pendidikan. Kedua bidang Lingkungan Hidup, dan yang terakhir adalah Pemberdayaan UMKM. Adapun kegiatan Pelatihan dan Pengadaan Sertifikasi Halal di Labuan Bajo merupakan bagian dari kategori Pemberdayaan UMKM.

"Secara keseluruhan di Labuan Bajo ada 22 UMKM binaan, 10 diantara bergerak di bidang kuliner yang mendapatkan pelatihan kali ini. Adanya sertifikat ini maka kita berharap ikut mendongkrak pendapatan dari para UMKM mitra binaan dengan meningkatnya penjualan produk yang dihasilkan," kata Shelvy.

Dia menjelaskan bahwa dalam program Pemberdayaan UMKM yang berlangsung selama enam bulan akan dilakukan rangkaian kegiatan mulai dari Sosialisasi Sertifikasi Halal, Pelatihan, Pendampingan Penyusunan Dokumen, Proses Audit Halal hingga mendapatkan Sertifikat Halal.

Pada program ini, ASDP akan membantu pembiayaan mulai dari awal pelatihan hingga mendapatkan Sertifikat Halal. Pihak UMKM diminta menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk legalitas dan bahan-bahan pembuatan kuliner yang akan diteliti oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan targetnya, pada Oktober mendatang 10 UMKM mitra binaan tersebut akan mendapatkan sertifikat halal.

Salah UMKM satu mitra binaan dari Bajolayers, Waty (40) mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan sesama pelaku usaha di Labuan Bajo sangat bersyukur bisa diikutsertakan pada program ini, sebab dengan memiliki sertifikat halal diharapkan akan meningkatkan omset dari usaha yang mereka jalani selama ini.

"Saat ini usaha yang saya pasarkan hanya melalui media sosial dan berdasarkan pesanan langsung pelanggan, dimana selama seminggu omset saya sekitar Rp.3 jutaan. Saya berharap jika nanti sertifikat halal ini dikeluarkan, saya berencana akan membuka booth di pertokoan untuk memasarkan produk-produk kuliner sehingga akan lebih produktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan omset jualan," katanya.