JAKARTA - Di Inggris, 26 Desember merupakan hari terbesar dalam kalender sepak bola. Dikenal dengan nama Boxing Day, ini adalah salah satu hari yang paling dinantikan sejak awal musim.
Boxing Day telah menjadi hari libur resmi di Inggris sejak 1871. Namun, tradisinya dapat ditelusuri kembali hingga Abad Pertengahan.
Pelayan orang kaya diizinkan untuk mengunjungi keluarga mereka sehari setelah Natal sebagai hadiah atas kerja mereka sepanjang tahun dan mereka diberi kotak berisi hadiah, bonus uang, dan bahkan makanan sisa. Di zaman Victoria, kebijakan ini diberikan juga kepada para pedagang dan pekerja lainnya.
Nama Boxing Day berkaitan erat dengan Hari Santo Stefanus (Saint Stephen's Day), salah satu perayaan umat Kristiani, yang jatuh pada 26 Desember. Pada tanggal tersebut, gereja menempatkan kotak untuk mengumpulkan persembahan bagi orang miskin (itulah arti 'boxing' dalam Boxing Day).
Ironisnya, Boxing Day sekarang adalah salah satu hari belanja terbesar di Inggris, setara dengan Black Friday di Britania Raya.
Mengapa Boxing Day dalam Sepak Bola Begitu Penting?
Pertandingan Boxing Day pertama dalam sejarah sepak bola Inggris dimainkan pada 26 Desember 1860, antara rival lokal Sheffield FC dan Hallam FC. Ini merupakan pertandingan derby tertua di dunia.
Namun, tradisi pertandingan Boxing Day kemungkinan besar dimulai selama Perang Dunia Pertama.
Gencatan senjata Natal tahun 1914-1915 memungkinkan pasukan untuk meninggalkan parit mereka dan menendang bola sepak di wilayah tandus antara garis musuh yang dikenal sebagai tanah tak bertuan.
Meski sebagian besar pertandingan terjadi di antara para pasukan, ada bukti yang menyebut bahwa pertandingan juga dimainkan di antara negara-negara yang sedang berperang
"Inggris membawa bola sepak dari parit, dan segera terjadi pertandingan yang hidup," kata Letnan Kurt Zehmisch tentang Resimen Infantri Saxon ke-134 melansir the18.com, Sabtu, 26 Desember, "Betapa luar biasa indahnya, namun betapa anehnya itu"
Ketika sepak bola profesional kembali ke Inggris pada tahun 1919, klub memainkan pertandingan kandang dan tandang melawan lawan yang sama pada tanggal 25 dan 26 Desember, sebuah tradisi yang berlanjut hingga 1959.
Sekarang, lebih dari seabad kemudian, tradisi Boxing Day terus berlanjut. Ketika sebagian besar negara Eropa menjalani istirahat musim dingin, liga di Inggris dan Skotlandia memainkan pertandingan selama periode perayaan Natal.
Boxing Day selalu menjadi pertandingan yang dihadiri banyak orang. Pasalnya, para penggemar yang tidak menghadiri banyak pertandingan klub kesayangan mereka di matchday-matchday sebelumnya akan berusaha untuk turun ke lapangan pada 26 Desember.
Secara historis, Boxing Day dikenal dengan pertandingan yang liar dan tidak terduga. Salah satu hari pertandingan yang paling berkesan terjadi pada tahun 1963, ketika 66 gol dicetak dalam 10 pertandingan Divisi Utama.
Boxing Day in 1963... pic.twitter.com/0DlJay1kUd
— SPORTbible (@sportbible) November 12, 2016
Pertandingan-pertandingan ini sering ditandai dengan cuaca buruk dan kondisi lapangan yang lebih buruk, tetapi tidak ada yang dapat mengurangi suasana pesta.
Jika mengacu pada waktu Indonesia, musim ini, Liga Premier akan memainkan tiga pertandingan pada Boxing Day dan enam pertandingan pada hari berikutnya. Pertandingan ini akan menampilkan Aston Villa versus Crystal Palace, Fulham kontra Southampton dan partai menarik antara pesaing gelar Leicester City dan Manchester United.
Lalu ada Arsenal vs Chelsea, Manchester City vs Newcastle United, Sheffield United vs Everton, Leeds United vs Burnley, West Ham United vs Brighton & Hove Albion, dan Liverpool vs West Bromwich Albion.
Sayangnya, tidak semua pertandingan ini bisa dihadiri penonton lantaran pandemi COVID-19 masih menyengat. Mari berharap Boxing Day tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kembali normal dan lebih menghibur dibandingkan tahun ini.