Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPD Gerindra DKI Muhammad Taufik memberikan sinyal, pengusungan Sekretaris Daerah DKI Saefullah sebagai calon wakil gubernur DKI batal. 

Meski demikian, Taufik enggan menyatakan secara tegas bahwa Gerindra hanya menyisakan tiga orang untuk diusung sebagai kandidat wagub. Ketiga orang selain Saefullah adalah Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono, dan Sekjen Gerindra Ahmad Riza Patria. 

"Enggak gugur. Sekda lebih baik seriusin aja jadi Sekda," ungkap Taufik saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Desember.

"Ini kan clue saja," lanjut Taufik tertawa. 

Menurut Taufik, Saefullah perlu dipertimbangkan sebagai orang yang bertahan di jajaran Pemprov DKI karena memahami persoalan Jakarta. Mengingat,  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selesai menjabat pada 2022 mendatang. 

Selepas Anies turun, pemilihan Gubernur DKI bakal digelar pada 2024 mengikuti Pemilihan Umum serentak. Itu artinya, selama 2 tahun DKI tak punya Gubernur. Posisi kepemimpinan DKI dipegang oleh Plt Gubernur yang biasanya ditunjuk oleh Kementerian Dalam Negeri. 

"Sekarang gini, pilkadanya kan 2024, berarti 2022 selesai nih tugas pak gubernur, terus Plt kan. Bayangin kalau sekdanya ikut jadi wagub, kan dia mesti berhenti juga (karena telah melepas status ASN," jelas Taufik. 

Sebelumnya, Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI mulai geregetan karena proses pemilihan calon Wakil Gubernur DKI masih mandek dan tak kunjung terlaksana. 

Apalagi dua kandidat calon Wakil Gubernur DKI yang telah diusungnya bersama PKS, yakni Sekretaris Umum DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu tak kunjung dipilih. 

Gerindra pun kembali menyodorkan nama lain. Tiga orang merupakan kader Gerindra dan Saefullah. 

Saat dimintai konfirmasi, Saefullah tak ingin menunjukkan sikap yang berbau politik. Meski begitu, ia memaklumi keinginan Gerindra yang berniat mencalonkan dirinya karena partai pengusung berhak mengusulkan siapa saja. 

Ia menuturkan, jika memang ada dorongan untuk melepas jabatan ASN dan maju sebagai kandidat Wagub DKI, ia akan jalankan. Kalau tidak jadi, juga tak menjadi masalah. 

"Saya ini, bagaimana saya jalani hidup saja. Mau jadi apa saja juga tidak masalah. Saya ini sudah pada posisi harus istikamah menjalankan amanah. Amanah dari gubernur juga kan amanah dari rakyat pada hakikatnya. Sudah, mengalir saja," jelas Saefullah.