Kabar Buruk untuk Warga Jakarta, Waspada Pergerakan Tanah di Bulan November Khususnya di Jaksel dan Jaktim
ILUSTRASI

Bagikan:

JAKARTA - Warga Jakarta yang tinggal di daerah lembah sungai, tepi tebing, dan lereng di sepuluh kecamatan perlu untuk mewaspadai potensi pergerakan tanah pada bulan November.

Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, terdapat potensi terjadinya pergerakan tanah akibat hujan di atas normal. Pergerakan tanah itu berpotensi menyebabkan longsor yang membahayakan masyarakat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD DKI Sabdo Kurnianto mengatakan, berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG, beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah pergerakan tanah.

"Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," katanya saat dikonfirmasi VOI, Rabu 27 Oktober.

Berdasarkan data dari BPBD DKI, sepuluh kecamatan rawan pergeseran tanah zona sedang itu tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Daerah di Jakarta Selatan yakni Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Kecamatan Pesanggrahan.

Sementara untuk wilayah Jakarta Timur, pergeseran tanah diprediksi akan terjadi di Kecamatan Kramat Jati dan Kecamatan Pasar Rebo. Sabdo meminta para lurah dan camat untuk mengantisipasi kemungkinan hadirnya bencana itu di bukan depan.

"Untuk itu, kepada Lurah, Camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," ujarnya.

Untuk diketahui, hujan dengan intensitas sedang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta hari ini. Curah hujan diprediksi akan semakin meningkat menjelang akhir tahun dan awal tahun depan.