Alasan Acara <i>Car Free Day</i> di Jakarta Dipadati Warga
Suasana CFD Jakarta (Foto: Twitter @kurawa)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menggelar kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau yang lebih dikenal dengan sebutan Car Free Day (CFD). Kegiatan ini sempat dihentikan selama masa pagebluk COVID-19 karena berpotensi terjadinya penularan atau penyerban virus.

Dengan dibukanya kembali kegiatan CFD, pada Minggu, 21 Juni, masyarakat seolah tak mau ketinggalan untuk ikut serta. Di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin yang biasanya sepi ketika di awal penyebaran COVID-19, kini berubah total menjadi ramai.

Pesepeda yang paling banyak terlihat di kegiatan tersebut. Tapi, bukan berarti masyarakat yang berlari atau jalan santai hanya sedikit. Sehingga, petugas dari Pemrov DKI Jakarta pun besiaga untuk mengimbau penerapan protokol kesehatan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin mengatakan, pihaknya akan menindak siapapun yang tak menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, mereka yang tak menggunakan alat pelindung diri, seperti, masker tak diperkenankan untuk masuk ke sekitaran area CFD.

Kemudian, pada kegiatan itu pun masih ditemukan masyarakat yang membawa anak di bawah umur. Sehingga, mereka juga tak diperkenankan berada di area CFD. Hal serupa juga dilakukan kepada para lansia atau di atas usia 60 tahun. Penindakan itu sesuai dengan aturan Pemprov DKI Jakarta terkait penerapan PSBB transisi.

"Ya tadi yang tidak pakai masker tidak boleh masuk, kami keluarkan dari arena CFD," kata Arifin di Jakarta, Minggu, 21 Juni.

Dalam menerapkan protokol kesehatan pada kegiatan CFD, diakui Arifin mendapat beberapa kendala. Salah satunya, beberapa masyarakat yang tak menuruti imbauan petugas untuk menggunakan masker. Mereka berdalih jika menggunakan masker ketika berolaraga justru akan menggangu pernafasan.

"Tapi memang ada para lari yang diminta pakai masker tidak mau karena mereka merasa agak kesulitan, karena mereka lari dan bergerak terus," ungkap Arifin.

Alasan masyarakat

Sosiolog Universitas Gajah Mada, Sunyoto Usman menyebut, ada beberap kemungkinan yang menyebabkan masyarakat memilih tetap berolaraga di luar ruangan, meski, masih berada di masa pandemi COVID-19.

Salah satunya karena faktor rasa bosan yang tak lagi tertahankan untuk tetap di rumah. Sehingga, dengan adanya kelonggaran yang diberikan Pemprov DKI, masyarakat seolah berbondong-bondong datang untuk berolahraga.

"Mungkin ada keinginan rekreasi, bosan hanya di rumah saja. Mungkin ada keyakinan bahwa bahaya dapat dikelola dengan protokol kesehatan," ujar dia.

Terlebih, pemerintah pun tak pernah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan masyarakat. Sehingga, disarankan, pemerintah segera mengeluarkan kebijakan terkait hal itu.

Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan memgimbau kepada RT/RW membuat kegiatan bagi masyarakat yang tentunya beredukasi. Sehingga, masyarakat tak lagi keluar rumah hanya untuk menghilangkan kebosanan.

"Saya belum melihat kebijakan pemerintah mengatasi kebosanan tersebut. Sehingga harus ada penyelesaiannya," pungkas Usman.