JAKARTA - Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyatakan vaksin tetap bisa melindungi tubuh dari serangan COVID-19 meski kadar antibodi menurun enam bulan setelah vaksinasi.
"Setelah enam bulan betul antibodinya mulai turun, tetapi tetap ada proteksi karena ada sel memori. Kalau kita sampai terpapar virus, antibodinya akan melonjak tinggi, jadi bukan berarti setelah enam bulan tidak ada proteksi sama sekali," katanya dikutip Antara, Kamis, 29 Juli.
"Secara absolut kadar antibodi kita mungkin akan turun, tapi kalau sampai terpapar, sel memori akan aktif dan terjadi lonjakan produksi antibodi sehingga diharapkan kalau sampai kena COVID-19 maka kita tidak akan kena COVID-19 yang parah," sambung Dirga, yang berpraktik di Rumah Sakit Omni Pulomas Jakarta.
Dirga menjelaskan kadar antibodi akan meningkat ketika pertama kali mendapat suntikan vaksin, namun selanjutnya akan menurun seiring berjalannya waktu.
Namun menurutnya orang yang telah menjalani vaksinasi sel memorinya akan kembali aktif dan kadar antobodinya akan meningkat lagi ketika tertular virus.
Dia juga menegaskan fokus memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 lebih penting dibandingkan memberikan suntikan dosis ketiga vaksin mengingat Indonesia belum mencapai target untuk memvaksinasi 208 juta penduduknya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, sebuah penelitian di China yang diterbitkan di medRxiv menunjukkan antibodi yang dihasilkan tubuh setelah mendapat suntikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac mengalami penurunan dalam enam bulan.
Hasil penelitian itu juga menunjukkan subjek penelitian yang menerima suntikan ketiga vaksin mengalami peningkatan antibodi.