Italia Longgarkan <i>Lockdown</i>, Pebisnis Terbagi antara Kubu Optimis dan Pesimis
All’Antico Vinaio di Firenze, Italia (Eleonora Atomare)

Bagikan:

JAKARTA - Italia mulai menerapkan pelonggaran lockdown seiring menurunnya angka penularan COVID-19. Pemerintah yang awalnya hanya mengizinkan pabrik dan taman buka kembali, kini mulai menempatkan toko-toko, pangkas rambut, serta restoran sebagai daftar bisnis yang diizinkan buka kembali pada Senin, 18 Mei.

Alhasil, Italia mulai ramai kembali. Jalanan mulai diisi oleh banyak kendaraan. Gereja telah diizinkan kembali menggelar kegiatan keagamaan. Dan kedai-kedai kopi mulai tampak penuh. Namun, physical distancing tetap wajib diterapkan di tengah segala aktivitas itu.

Melansir Reuters, penambahan daftar kegiatan bisnis yang dizinkan buka kembali oleh empunya kebijakan merupakan langkah besar mengembalikan roda ekonomi. Sampai-sampai, restoran dapat melayani para pelanggan, asalkan pemiliknya mau menempatkan jarak antara meja satu dan lainnya dua meter.

Roma Valentino Casanova, bartender di Kafé Canova di pusat Piazza del Popolo, mengaku sangat gembira dengan kebijakan ini. “Karena lockdown saya belum bekerja selama dua setengah bulan. Oleh sebab itu, hari ini adalah hari yang indah dan menyenangkan,” katanya.

Tak hanya itu. Salon yang menjadi tempat pangkas rambut juga ikut-ikutan ramai sejak pemerintah mengumumkan pelonggaran. Telepon dari pelanggan tak henti-hentinya berdering untuk membuat janji potong rambut.

“Saya sudah memiliki 150 janji. Semuanya sangat mendesak. Semuanya bersikeras bahwa mereka harus menjadi yang pertama dalam daftar. Bahkan, layanan sudah penuh sampai tiga minggu ke depan.” kata seorang penata rambut di Courmayeur Stefania Ziggiotto.

Sebagian masih khawatir

Di antara banyaknya sambutan, ada beberapa yang masih khawatir kebijakan tersebut tak banyak berpengaruh pada bisnis mereka. Sebab, belum meredanya COVID-19 masih membuat banyak warga Italia berdiam di rumah. Sedangkan, turis asing yang penting bagi perekonomian negara belum tampak sama sekali kehadirannya.

Pemilik Restoran Pierre Alexis 1877 di Courmayeur Monica Robaldo salah satunya. Ia mengaku tak akan membuka kembali bisnis sampai akhir Mei. "Kami memiliki pelanggan setia ... Kebanyakan wisatawan. Jadi, sementara, perjalanan antardaerah dan dari luar negeri tidak diperbolehkan. Tidak ada gunanya membuka kembali,” tuturnya.

Beda Monica, beda pula pemilik Cocco Caffe di utara kota Bologna, Angelo Lombardo. Dirinya menilai pemerintah tak maksimal menyosialisasikan kebijakan pelonggaran lockdown. "Banyak orang yang hanya berjalan melewati dan melihat dari luar bertanya-tanya apakah mereka bisa masuk atau tidak."

Meski begitu, dirinya sadar. Ini baru hari pertama. "Mari kita beri waktu," katanya.