JAKARTA - Penerapan statsus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mencegah dan menekan angka penyebaran COVID-19 dinilai kurang efetif. Masalahnya, banyak masyarakat yang tetap memilih beraktivitas di luar rumah dengan alasan kondisi keuangan yang menurun.
Mereka yang memilih untuk tetap bekerja mayoritas para wirausaha dan pekerja berpenghasilan harian. Selama pandemi COVID-19, mereka merupakan pihak yang terdampak langsung di sisi ekonomi. Bahkan, tak jarang dari mereka yang kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian.
Untuk itu, salah satu solusi untuk mengatasi kondisi keuangan yang semakin menurun yakni, dengan cara berkebun di pekarangan rumah. Tanaman yang bisa dipilih yaitu sayur-sayuran karena merupakan kebutuhan sehari-hari dan dapat dijual.
Pegiat Indonesia Berkebun Winartania mengatakan, jenis sayur yang baik ditanam dan membantu perekonomian masyarakat saat pandemi COVID-19 adalah sayur-sayuran hijau. Namun, harus juga dipilih yang tak terlalu susah dalam perawatan.
"Tanamlah tanaman simple tapi bisa mencukupi kebutuhan di rumah, yang banyak dikonsumsi warga. Misalnya bayam, kangkung, dan itu tanamnya tidak terlalu susah. Kita bisa tanam yang mudah, kalau berlebih kita bisa jual," kata Winartania di Graha BNPB, Jakarta, Senin, 4 Mei.
Kemudian, pada proses penanaman disarankan menggunakan metode hidroponik. Sebab, hal ini sebaga solusi dari terbatasnya lahan yang menjadi alasan masyarakat.
Penanam dengan metode hidroponik dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti, pipa atau lainnya sebagai wadah. Nantinya, pipa-pipa itu disusun dengan luas lahan yang ada di rumah. Sebab, metode ini bisa menggunakan pola vertikal atau horizontal.
"Ini tidak perlu lahan yang luas, tapi bisa keatas atau bisa di dindiding. Tapi itu perlu mengetahui gerak matahari. Karena kaya sayuran butuh 6 jam matahari," ungkap Winartania.
Sementara, bagi masyarakat yang memiliki laham luas untuk menggunakan metode biasa atau langsung di tanah, pemberian pupuk sangat dianjurkan untuk menyuburkan tanaman yang ditanam.
Pupuk pun bisa dibuat dengan memanfaatkan semua hal yang ada disekitar. Seperti pupuk kompos yang terbuat dari sampah organik.
"Pupuk itu tersedia di dapur kita, dari sampah organik menjadi kompos. Gimana caranya? Kalau saya dengan lubang biopori, yang lubang biopori itu tadi sampah organik bisa masuk kesitu, jadi langsung nutrisi tanah. Atau kalau mau pakai komposter yang Tong itu juga bisa," pungkas Winartania.
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Aliansi Telemedia Indonesia Purnawan mengatakan, aktivitas berkebun juga bisa menjadi alternatif membunuh kebosanan. Dengan berkebun, busa memperkecil potensi terjadinya stres pada seseorang sehingga imunitas tubuh menjadi baik dan tak mudah terserang penyakit.
"Banyak hal yang bisa dilakukan, misalnya menanam pohon di perkarangan rumah, itu bisa membantu mengendalikan emosi selama di social distancing," kata Purnawan.