Bagikan:

JAKARTA - Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein pada Hari Senin menegaskan kembali penolakannya terhadap pengusiran warga Palestina.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan para pensiunan militer di Royal Hashemite Court, menurut sebuah pernyataan.

"Selama 25 tahun, saya telah mengatakan tidak untuk pengusiran, tidak untuk pemukiman kembali, tidak untuk tanah air alternatif," menurut Raja Abdullah II, mengecam "mereka yang mempertanyakan posisi tegas ini," seperti dilansir dari Anadolu 18 Februari.

Lebih lanjut Raja Abdullah II juga menegaskan kembali "pentingnya de-eskalasi di Tepi Barat," dengan menekankan "mencapai perdamaian yang adil atas dasar solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menjamin stabilitas di kawasan tersebut."

Raja Yordania menggarisbawahi, "menjaga kepentingan dan stabilitas Yordania serta melindungi Yordania dan warga Yordania adalah pertimbangan utama," dengan menekankan pentingnya membangun kembali Gaza "tanpa menggusur warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat."

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Trump saat menjamu Raja Abdullah II di Gedung Putih minggu lalu menegaskan kembali desakannya agar warga Jalur Gaza, Palestina direlokasi dan daerah kantong itu akan dikuasai AS untuk dikembangkan kembali menjadi kawasan wisata.

Selain Yordania, Presiden Trump juga meminta Mesir serta negara-negara Arab untuk menerima relokasi warga Gaza. Seperti Yordania, Mesir serta negara-negara Arab lainnya juga menolak gagasan tersebut.