KUPANG - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Herry Kota mengatakan, fenomena alam terbentuknya danau baru di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang saat terjadinya badai siklon tropis seroja merupakan jenis danau dolina.
"Danau yang baru terbentuk di Sikumana ini masuk dalam kategori danau Dolina atau danau karst," kata Herry Kota ketika ditemui wartawan di lokasi danau dilansir Antara, Senin, 19 April.
Pembentukan danau seperti ini sering terjadi di daerah yang masuk dalam daerah yang bertopografi karst atau bentangan alam yang memiliki siklus hidrologi yang khas sebagai akibat dari perkembangan batu karbonat.
"Wilayah Kota Kupang bertopografis karst terdiri dari batu kapur yang luas sehingga apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi akan terjadi proses erosi atau pelarutan batu kapur sangat tinggi," ujarnya.
BACA JUGA:
Menurut Herry Kota yang juga Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Argo Ekologi Universitas Nusa Cendana (Undana), Kota Kupang merupakan daerah bertopografi karst dengan tingkat keterjalan yang tinggi serta cekungan dan tonjolan dan bukit berbatu yang tidak beraturan serta memiliki aliran bawah tanah dan adanya gua memiliki potensi adanya pembentukan danau Dolina.
Menurut dia, intensitas hujan yang sangat tinggi ketika terjadi badai siklon tropis seroja memungkinkan terbentuknya danau dolina seperti terjadi di Kelurahan Sikumana.
Ia mengatakan, dana dolina merupakan danau musiman sehingga ketika musim kemarau dengan penguapan yang tinggi maka air yang ada kembali menjadi kering.
"Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi maka pembentukan danau kembali terjadi karena suplai air sangat tinggi dari sumber-sumber mata air baru yang muncul di sekitar lokasi danau ini," kata Herry Kota.
Menurut dia, potensi adanya longsoran pada daerah sekitar sangat kecil, karena tidak ada tekanan air yang besar menuju danau yang baru terbentuk itu.
Ia memperkirakan air dalam danau di Kelurahan Sikumana itu kembali mengering saat wilayah NTT masuk musim kemarau pada Oktober mendatang