JAKARTA - Mantan Panglima TNI Laksamana TNI (purn) Yudo Margono kembali menggaungkan kepeduliannya akan stop mewariskan sampah, sebaliknya mendaur ulang sampah menjadi bahan dasar untuk berbagai kebutuhan.
Itu dikatakan Laksamana TNI (purn) Yudo saat peluncuran Gerakan Masyarakat Peduli Anak Sekolah (Gemas) yang diikuti dengan pembagian seragam sekolah yang dibuat dari bahan daur ulang sampah plastik untuk anak-anak yang membutuhkan.
Pembuatan seragam berbahan dasar dari daur ulang sampah plastik bermula dari keprihatinan Laksamana TNI (purn) Yudo terhadap pencemaran di laut, khususnya sampah plastik, saat masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Menggandeng anak-anak muda yang peduli lingkungan, Laksamana TNI (purn) Yudo pun mengkampanyekan gerakan "Stop Wariskan Sampah".
"Dari sampah plastik yang terkumpul inilah kemudian diproduksi menjadi seragam sekolah yang juga sudah digunakan oleh TNI AL, khususnya Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya," jelasnya di sela-sela pembagian seragam bersama dengan Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) Hashim Djojohadikusumo di Aula RRI Jakarta, Senin, dalam keterangan tertulis Selasa 31 Desember.
"Kita berupaya mendaur ulang sampah plastik menjadi pakaian," tandasnya.
Laksamana TNI (purn) Yudo berharap agar kedepannya pakaian seragam berbahan daur ulang ini dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk anak anak sekolah yang membutuhkan.
BACA JUGA:
Selain seragam berbahan daur ulang sampah plastik, dalam kesempatan tersebut turut didemonstrasikan drone berbahan daur ulang sampah plastik karya anak bangsa dengan nama Aruna 45.
Ini kelanjutan pengembangan dari produk produk berbahan daur ulang sampah plastik. Pesawat tanpa awak ini memiliki spesifikasi militer dengan daya jelajah 300 Kilometer, dengan kecepatan 100 km/jam, dapat terbang selama 5 jam. Body pesawat ini berbahan komposit daur ulang plastik.
Rencananya, Laksamana TNI (purn) Yudo akan meninjau langsung kemampuan terbang Aruna 45 dalam skenario latihan Surveillance, Inteligent, Recognation yang melibatkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) TNI Angkatan Laut. Nantinya, Aruna 45 bisa menjadi support system dalam operasi menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia secara lebih efektif.